PENYUSUN
PROLOG
Sektor pertanian telah
membuktikan peranannya dalam perekonomian nasional maupun melalui pembentukan
PDB, perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industry, pengentasan
kemiskinan. Penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha di sector lainnya,
serta peningkatan pendapatan, sector pertanian mempunyai efek pengganda ke
depan dan ke belakang yang besar melalui keterkaitan input-output antar
industry, komsumsi, dan investasi.
Tanah sangat penting artinya bagi
usaha pertanian karena kehidupan dan perkembangan tanaman-tanaman dan segala
mahluk hidup di dunia sangat memerlukan tanah. Akan tetapi arti yang penting
ini kadang di abaikan oleh manusia, sehingga tanah tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, tanah menjadi gersang dan menimbulkan berbagai bencana, sehingga
tidak lagi menjadi sumber segala kehidupan.
Manusia sebagai makhluk yang
tertinggi derajatnya di dunia di tuntut agar dapat melestarikan arti penting
tanah bagi segala kehidupan di dunia. Artinya manusia tidak sepantasnya hanya
mengeruk keuntungan yang terdapat dalam tanah melainkan mempunyai kewajiban
untuk memelihara tanah tersebut, agar tanah tetap dapat berfungsi memberikan
atau menyediakan sumber kehidupan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya yang
tumbuh dan berkembang di dunia.
Penggunaaan pupuk yang terus
meningkat sejalan kenaikan tingkat intensifikasi serta beragamnya penggunaan
pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Menyebabkan para ahli
lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia asal pabrik yang akan
menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Berdasar hal tersebut makin kuat alasan untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia dan agar pembuatan pupuk kimia dikurangi atau dihentikan
agar pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan manusia dapat
terhindar dari malapetaka polusi.
Upaya pembudidayaan tanaman
dengan pertanian organik merupakan usaha untuk mendapatkan bahan makanan tanpa
penggunaan pupuk anorganik. Dengan sistem ini diharapkan tanaman dapat
hidup tanpa ada masukan dari luar, sehingga dalam kehidupan tanaman
terdapat suatu siklus hidup yang tertutup.
Pupuk
organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan
organik yang berasal dari tanaman dan/atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan
organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara umum,
manfaat pupuk organik adalah : memperbaiki struktur dan kesuburan tanah,
meningkatkan daya simpan dan daya serap air, memperbaiki kondisi biologi dan
kimia tanah, memperkaya unsur hara makro dan mikro serta tidak mencemari
lingkungan dan aman bagi manusia.
Oleh karena itu, dalam laporan
Analisis Perencanan Pengembangan Agrosistem (APPAS) kami memilih Pengolahan Limbah
Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku sebagai parameter dalam melihat
masalah yang timbul dari usaha pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik.
Visi adalah suatu keadaan yang
diinginkan dimasa yang akan datang yang akan dicapai. Sedangkan misi adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu visi. Agar visi suatu
agrosistem dapat menjadi lebih jelas, maka sebaiknya dibuat dalam bentuk
tertulis. Demuikian pula dengan misi agrosistem.
Pernyataan visi sangat penting
bagi agrosistem untuk pengembangan di masa yang akan datang dalam upaya untuk
mencapai sasaran dan tujuan agrosistem. Penyadaran visi wirausaha merupakan
hasrat untuk melihat atau memandang kedepan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh agrosistem.
Eksistensi pernyataan visi suatu
usaha dalam agrosistem ini dapat mengakibatkan tumbuhnya prinsip keterbukaan
dan kebersamaan. Pemikiran ini memberikan dorongan pada semua anggota
organisasi secara bersama-sama untuk mengkaji kondisi usaha ini dan
mengupayakan tercapainya tujuan agrosistem di masa yang akan datang. hambatan
untuk mencapai tujuan ini apabila pengertian dan pemahaman terhadap visi
agrosistem belum sepenuhnya dimiliki oleh seluruh anggota organisasi
agrosistem.
Misi adalah rumusan umum perusahaan mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan yang
menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi
membawa organisasi pada suatu focus. Misis menjelaskan mengapa organisasi itu
ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Penentuan sasaran belajar sangat penting karena
merupakan arah dan tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan. Sasaran belajar yang
ingin dicapai dari kegiatan yang dilaksanakan dibagi menjadi beberapa aspe
yaitu diantaranya, aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek keterampilan.
Aspek
Pengetahuan
Sasaran yang ingin
dicapai pada aspek
pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran umum dan
sejarah pengembangan usaha.
2. Mengetahui sumber daya yang dimiliki
oleh pembuatan pupuk organik BBPP batangkaluku.
3. Mengetahui cara pemanfaatan
limbah pertanian dan pembuatan pupuk Organik secara intensif.
4.
Mengetahui permasalahan dan cara mengatasi
permasalahan yang ada dalam usaha pemanfaatan limbah pertanian dan pembuatan
pupuk Organik.
Aspek Sikap
Sasaran belajar yang ingin
diperoleh pada aspek sikap adalah sebagai berikut :
1. Menghargai kerjasama yang
terjalin pada usaha pemanfaatan limbah pertanian dan pembuatan pupuk
organik secara intensif.
2.
Memetik hikmah sebagai pengalaman belajar dari kasus
yang dikaji.
Aspek
Keterampilan
Sasaran belajar yang ingin
diperoleh pada aspek sikap adalah sebagai berikut :
1. Terampil dan mampu
menentukan tindakan pencegahan terhadap masalah yang dihadapi oleh suatu usaha.
2. Terampil dalam memberikan
alternatif sasaran terhadap masalah yang berhubungan dengan pengembangan usaha.
Metode berpikir analisis yang digunakan dalam praktek
lapang ini adalah “Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Agrosistem (APPAS)”,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Memahami Situasi
Kasus
·
Analisis Posisi dan Kinerja Agrosistem (APKAS)
Analisis posisi menguraikan
keadaan sumber daya yang dimiliki menurut komponen-komponennya baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Analisis ini akan menguraikan pula mengenai
sumberdaya yang tersedia dalam perusahaan yang terdiri dari sumber daya manusia,
sumber daya finansial, sumber daya peralatan maupun sumber daya lahan.
Sedangkan analisis kerja terdiri atas kinerja proses yang meliputi aspek
pengadaan barang, pemasaran, manajemen, dan kinerja hasil yang meliputi
analisis biaya dan pendapatan. Analisis kerja ini pula ditujukan untuk mengukur
kerja sebagai tingkat proses dan capaian usaha agrosistem menurut setiap aspek.
·
Analisis Situasi Internal dan Eksternal Perusahaan
Agrosistem. Kesejarahan menguraikan tentang latar belakang berdirinya
perusahaan dan visi dan misi tiap-tiap bagian perusahaan yang pada akhirnya
dapat memproyeksikan diri untuk maju dan mengembangkan usaha yang dikelola.
2.
Mengenal Masalah Kasus
·
Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPAS)
Analisis ini mengidentifikasikan berbagai masalah yang dihadapi
perusahaan kemudian menganailisisnya dengan cara menghubungkan setiap masalah
dalam rangkaian hubungan sebab akibat sehingga membentuk suatu diagram pohon
persoalan. Analisis ini bertujuan untuk menilai kekurangan, kelemahan dan ketidakpuasan
pada komponen-komponen posisi dan kinerja agrosistem dan kemudian dirumuskan
sebagai suatu persoalan atau masalah.
·
Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem (ASPAS)
Analisis ini menguraikan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dengan cara
membalik corak negatif dari pernyataan bercorak positif yang mencerminkan
keadaan masa akan datang bila masalah selesai terpecahkan yang kemudian
digambarkan sebagai rangkaian hubungan tindakan hasil pada suatu diagram pohon
sasaran. Selanjutnya memperkirakan dampak-dampak lanjutan dari tercapainya
sasaran utama capaian agrosistem.
3.
Desain Tindakan Pengembangan
·
Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem
(A2TPAS)
Analisis ini menguraikan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisa menggunakan Analisis
Keputusan (AK) yakni mengevaluasi alternatif tindakan untuk memperoleh
alternatif yang terbaik.
·
Matriks Pengembangan Agrosistem (MPAS)
Matriks ini menguraikan alternatif yang terpilih dari hasil analisa
keputusan dan mengidentifikasikan masing-masing sasaran terhadap ukuran
tercapainya sasaran dan spesifikasi sistem informasi untuk pengendalian
manajerial. Serta menentukan besarnya kebutuhan biaya dan sarana-sarana yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan tersebut.
·
Rencana Tindakan Pengembangan Agrosistem (RKTPAS)
Rencana kerja pengembangan usaha berupa rencana kerja perusahaan dalam
mengembangkan usaha, hasil kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
·
Analisis Persoalan Potensian/Strategi Tindakan Hasil
Menguraikan kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh
agrosistem kasus ketika tindakan-tindakan yang telah ditetapkan dilaksanakan,
dan menguraikan pula tindakan-tindakan apa (pencegahan dan penanggulangan) yang
dapat dilakukan apabila masalah tersebut muncul.
4.
Refleksi
Penutup berupa
refleksi yang terbagi atas teoritik, metodologik dan etik.
·
Refleksi Teoritik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang
diperolehnya dari teori-teori yang terkait dengan teori-teori yang terkait
dengan teori pendukung karya tulis yang dipelajarinya.
·
Refleksi Metodologik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang
diperolehnya dari penggunaan metode APPAS/SWOT dalam pelaksanaan
penelitian/praktik lapang/magang pada obyek kasus (agrosistem) nya.
·
Refleksi Etik/Teologik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang
mempengaruhi sikap mentalnya ketika berinteraksi dengan berbagai pihak pada
pelaksanaan penelitian/praktik lapang/magang pada obyek kasus (agrosistem) nya.
EPILOG
Selama
melakukan praktek lapang di Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP
Batangkaluku yang dilakukan selama 5 kali, banyak pengetahuan, pelajaran dan
pengalaman yang diperoleh tentang dunia kerja agrosistem, dimana hal itu dapat
dijadikan sebagai contoh di kehidupan kita masa yang akan datang. Pengetahuan
yang diperoleh berupa hal-hal positif maupun Negatif.
· Teoritik
Dari
segi teoritik, pelajaran dan pengalaman yang telah diperoleh yaitu:
1. untuk
menjalankan suatu usaha yang paling penting dan paling utama dilakukan yaitu
perumusan visi dan misi usaha untuk menentukan arah dan tujuan usaha itu.
2. Implementasi
dan fungsi-fungsi manajemen merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan
dalam dunia bisnis.
3. Pemanfaatan
modal adalah kunci utama suatu usaha.
· Metodologik
Pelajaran
dan pengalaman penting dari segi metodologik yaitu:
1. Metode
Analisis Pohon Masalah dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari
solusi dari masalah-masalah yang terjadi di Agrosistem kasus.
2. Penggunaan
Metode Analisis Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem dalam hal mengemukakan
pendapat visi dan misi pribadi dapat mengarahkan kita menuju pencapaian tujuan
pribadi yang di inginkan.
3. Metode
APPAS sangat berguna sebagai bekal bagi penulis di masa yang akan datang. Saat
penulis terjun dalam dunia usaha baik menciptakan lapangan kerja sendiri maupun
sebagai tenaga kerja yang mapu memperbaiki pergeseran ekonomi menjadi lebih
baik. Metode APPAS yang sifatnya aplikatif mampu memberikan penulis wawasan
yang lebih luas tentang metode untuk mengembangkan sebuah perusahaan meskipun
dengan modal yang minim. Semua pasti bisa jika kita yakin dan percaya yang
disertai doa dan usaha semaksimal mungkin.
· Etik
Pengalaman atau pelajaran penting yang diperoleh
dari segi etik yaitu:
1. Kerja
sama yang baik dalam struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan
suatu usaha.
2. Perlunya
rasa tanggung jawab bagi setiap tenaga kerja terhadap tugas yang diemban.
3. Kejujuran
dalam hidup akan membuahkan sesuatu yang berharga untuk masa depan.
· Saran
untuk meningkatkan volume produksi terhadap agrosistem
kasus yang kami kaji sebaiknya menggunakan metode analisis persoalan dan
pengembangan agrosistem yang telah kami rekomendasikan untuk meningkatkan
kemajuan organisasi itu.
I. ANALISIS POSISI DAN
KINERJA AGROSISTEM
1.1 Sejarah Singkat
Menjadi lembaga pelatihan terpercaya untuk menghasilkan SDM
profesional merupakan impian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Batangkaluku. Impian tersebut secara historis telah terpatri seiring dikukuhkan
sebagai lembaga pelatihan sejak tahun 1974 oleh Presiden RI dengan nama Pusat
Latihan Pegawai Pertanian (PLPP).
Meretas jalan menuju impian dari sejak kehadiran lembaga
pelatihan ini bukanlah hal yang mudah. Jalan panjang dan berliku telah
dilalui, tantangan datang silih berganti termasuk seringnya terjadi perubahan
dan penyesuaian organisasi karena tuntutan perkembangan pembangunan pertanian.
Disadari bahwa pertanian yang kredibel akan sangat ditentukan oleh
adanya SDM pengelola diklat profesional yang meliputi tenaga fungsional,
struktural, teknis dan administrasi serta dukungan sumberdaya lainnya seperti
sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu, kami bertekad dan tanpa merasa
lelah akan secara terus menerus melakukan penyesuaian diri.
Pada tahun 1983, instalasi pembelajaran pengolahan limbah
pertanian dan pupuk organik di bangun sebagai tempat pusat pelatihan pegawai
pertanian untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik
demi menciptakan pertanian yang lebih efisien.
BBPP Batangkaluku yang lahir sebagai hasil reposisi dari Balai
Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP) telah dikukuhkan dengan peraturan
Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/II/2007, tanggal 19 Februari 2007.
Salah satu misi utama lembaga pelatihan ini adalah menyiapkan SDM terdidik yang
profesional, kreatif, inovatif baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur
melalui kegiatan pelatihan teknis keahlian dan ketrampilan berbasis kompetensi
(Competence BaseTraining).
Keberadan BBPP
Batangkaluku, selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan SDM Pertanian
dengan mandat kerja bersifat nasional berciri khas mekanisasi pertanian,
pengelolaan lahan dan air, memberi warna tersendiri diantara BBPP yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu, ke depan BBPP Batangkaluku akan berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, dan
penyelenggaraan, memperkuat jejaring kerja sama diklat, serta meningkatkan
kualitas dan pengelolaan sarana dan prasarana pelatihan guna meraih impian yang
menjadi dambaan BBPP Batangkaluku.
1.2 Visi dan
Misi Agrosistem
1.2.1 Visi Agrosistem
Menurut Wibisono,
2006. Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian
sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat
dikatakan bahwa Visi merupakan pernytaaan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sngat krusial bagi perusahaan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi
terdapat juga nilai-nilai aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan.
Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai nilai yang diperoleh serta aspirasi
dan cita-cita masa depan.
Visi adalah suatu
pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dimasa yang akan dating. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih
jelas menerangakn detail gambaran system yang ditujunya, dikarenakan perubahan
ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut.
Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi leh suatu pernyataan visi, yaitu:
a.
Berorentasi ke dapan
b.
Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
c.
Mengekspresikan kreatifitas
d.
Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung
penghargaan bagi masyarakat (Aditya, 2010)
Visi merupakan suatu yang dilandaskan berdasarkan
keinginan tentang pandangan atau cita-cita jauh ke depan tentang perusahaan dan
tujuan perusahaan tersebut. Untuk mencapai visi tersebut maka prosesnya
diturunkan dalam bentuk misi dan tujuan yang berbeda dalam konteks
kecenderungan masa depan yang diperhitungkan berdasarkan pengalaman masa lalu
dan kenyamanan masa kini. Adapun visi dari Pengolahan limbah pertanian dan
pupuk organik BBPP Batangkaluku. “Menjadi
Lembaga Pelatihan Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik yang terpercaya dan berdaya saing untuk
menghasilkan SDM Pertanian yang Kreatif, Inovatif dan Profesional”.
1.2.2 Misi Agrosistem Kasus
Misi adalah
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alas an mengapa perusahaan
itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian
tujuan (Aditya, 2010).
Menurut Prasetyo
dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu
menentukan kebutuhan apa yang dikuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki
kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut
dilakukan.
Menurut Drucker
(2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu
organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya.
Menurut Wheelen
sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian
kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat
apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk
ataupun jasa.
Dalam mewujudkan
suatu visi maka diperlukan misi yang nantinya akan dijalankan oleh suatu
organisasi agar visi tersebut dapat terwujud. Misi suatu organisasi menjelaskan
mengapa organisasi itu ada, misi juga memberikan arah sekaligus proses
pencapaian tujuan. Untuk melaksanakan visi dari Pengolahan limbah Pertanian dan
pupuk organik maka dibutuhkan misi untuk mencapai visi itu, adapun Misi dari
pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik yaitu:
1. Meningkatkan kualitas rencana program, Pemantauan,
Evaluasi, Pelaporan dan pengendalian.
2. Meningkatkan kualitas
pelaksanaan kerjasama, jejaring kerja dan sistem informasi Pertanian.
3. Meningkatkan
Pendayagunaan Fasilitas.
4. Memproduksi pupuk organik
yang memiliki kualitas yang baik.
5. Menciptakan produk yang
disamping memberikan hara yang baik bagi tanaman, juga baik bagi struktur
tanah.
6. Menghasilkan produk yang
bisa digunakan untuk pemupukan tanaman di BBPP Batangkaluku.
1.2.3 Struktur Organisasi Agrosistem
organisasi
adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu
wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan (Kasmir, 2010).
Ketua/Pimpinan
Jamaluddin Al Afgani MP
|
Sekertaris
Marwa
S.com
|
Bagian
Keuangan
Mustafa
Sos, Msi
|
Bagian
Produksi
Syamsir
TS
Usran
|
Gambar 1. Struktur organisasi pengolahan limbah pertanian dan pupuk
organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Gambar 1 menunjukkan bahwa struktur organisasi
pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku terbagi atas
empat bagian yaitu Jamaluddin al afgani sebagai pimpinan, Marwa Scom sebagai sekertaris,
Mustafa Sos Msi bertanggung jawab sebagai bagian keuanan serta Syamsir TS dan
Yusran bertanggung jawab pada bagian produksi.
1.
3 Analisis
Posisi Sumberdaya Agrosistem
Sumber daya adalah suatu nilai potensi
yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat
fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat
berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya
yang kekal (selalu tetap)
Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan maka
segala aktivitas di dalamnya akan berjalan sesuai apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Analisis posisi menguraikan lima macam sumber daya yaitu sumber
daya lahan dan bangunan, sumber daya manusia SDM, sumber daya mesin/peralatan,
dan sumber daya finansial.
1.3.1
Sumber Daya Lahan dan Bangunan
Sumber
daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam dalam sebuah
usaha. Sumber daya ini sangat penting diperlukan karena disinilah tempat
berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumber daya
lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
Sumber
daya lahan merupakan tanah tempat didirikannya bangunan yang berbentuk fisik
dari sebuah Agrosistem. Sumber daya lahan yang dimiliki oleh pengolahan limbah
pertanian dan pupuk organik secara
keseluruhan yaitu 64m yang tepatnya
berada di Balai besar pelatihan pertanian batangkaluku di jalan poros malino”.
Lahan ini adalah lahan milik instansi kantor yang digunakan sebagai tempat proses
pembuatan pupuk organik.
Sumber daya bangunan adalah
segala sarana fisik yang dibangun oleh perusahaan guna memperlancar kegaitan
perusahaan. Bangunan yang ada dari agrosistem ini terdiri dari bangunan tempat
fermentasi , pencacahan pengeringan dan pengemasan yang semuanya seluas 64m x
64 m.
Gambar 2. Denah lokasi dan tata letak Pengolahan
limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun
2012.
Keterangan
gambar
gambar 2.
Menunjukkan bahwa denah lokasi tempat pengolahan limbah pertanian dan pupuk
organik BBPP Batangakluku terdiri atas tempat pengemasan yang diman berfungsi
saat pengemasan dan disinilah pengemasan dilakukan sekaligus penimbangan untuk
menyesuaikan berat kemasan produk kondisinya sudah memadai, ruang penghalusan
digunakan sebagai tempat penghalusan dari campuran bahan baku pupuk organik,
kondisi tempat ini juga sudah memadai, tempat penyaringan jyga sudah memadai,
tempat pengeringan untuk mngeringkan pupuk organik dari hasil fermentasi,
tempat pencacahan ruang ini digunakan sebagai penyimpanan hasil cacahan bahan
baku hijauan kondisi tempat ini sudah memadai karenadekat dari tempat berlangsungnya proses fermentasi, Tempat
Fermentasi disinilah semua bahan baku pembuatan pupuk organik dicampur dan difermentasi, kondisi tempat ini
tergolong sempit karena hanya memuat sedikit campuran fermentasi sehingga
memperlambat proses produksi yang besar.
1.3.2 Sumbar Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah usaha
bekerja untuk memberikan kegiatan yang bernilai ekonomi, karena kegiatan
tersebut menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Secara singkat sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Menurut Marwansyah 2010, manajemen sumber
daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam
organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan
dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Adapun jumlah tenaga yang
terlibat pada proses pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik
dari agrosistem yang kami kaji adalah 5 orang yang merupakan 1 pimpinan, 1
sekertaris, 1 bagian keuangan dan 2 bagian produksi dibagian produksi ini
tenaga kerja yang digunakan tergolong rendah karena kegiatan produksi pupuk
organik ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Jumlah tenaga
kerja yang kurang sangat berdampak negatif terhadap hasil/ mutu dan volume
produksi, dan akan berdampak pula pada kinerja tenaga kerja yang tidak menentu
karena tidak jelasnya pembagian kerja sehingga tenaga kerja tidak bisa bekerja
secara efektif dan efisien, sebagian tenaga kerja melakukan perangkapan kerja
seperti di bagian produksi, pak samsir dengan yusran bekerja dibagian pencacah,
dibagian fermentasi, pengeringan penghalusan hasil sampai pengeringan. Kekurangan
tenaga kerja berdampak pula pada tenaga kerja produksi yang ada yaitu dapat
mengurangi motivasi kerja karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan.
1.3.3
Sumber
Daya Peralatan
Sumber daya
peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memperlancar kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Untuk
menunjang mekanisme kerja perusahaan, maka kesediaan peralatan yang memadai
sangat penting dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, pengolahan suatu
agrosistem tidak terlepas dari jenis dan jumlah peralatan yang digunakan usaha
tersebut. Dalam pemilihan peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan unit
usaha yang dilakukan.
Pelaksanaan usaha
apapu memerlukan seperangkat peralatan. Sumberdaya peralatan adalah sumber daya
yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya peralatan kegiatan
produksi kurang memadai, Sumber daya peralatan merupakan semua sarana dan
fasilitas yang berupa alat yang digunakan dalam kegiatan operasional
pperusahaan. Sumber daya peralatan yang digunakan perusahaan adalah tentu akan
mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya juga akan menurun
sesuai dengan lama pemakaian. Nilai penyusutan dari peralatanyang digunakan
dihitung berdasarkan harga barang pada saat pembelian (nilai awal) yang
dikurangi dengan nilai sekarang (nilai akhir) lalu dibagi dengan lama pemakaian
(umur) kemudian dikalikan dengan jumlah alat yang digunakan (pambudy, 2001).
Berikut sumber daya
peralatan Pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku:
Tabel 1. Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh
Pengolahan limbah pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten
Gowa, Tahun 2012
NO
|
JENIS
ALAT
|
JUMLAH
|
STATUS
|
1
|
Mesin Pencacah Hijauan
|
1
|
Milik
|
2
|
Mesin Penghalusan
|
2
|
Milik
|
3
|
Mesin Saringan kompos
|
1
|
Milik
|
4
|
Mesin Jahit Karung
|
1
|
Milik
|
5
|
Elevator
|
1
|
Milik
|
6
|
Copper
|
2
|
Milik
|
7
|
Sekop
|
2
|
Milik
|
8
|
Garpu
|
2
|
Milik
|
9
|
Gembor
|
2
|
Milik
|
1.4
Analisis Kinerja Agrosistem
Sebuah agrosistem
tidak pernah lepas dengan suatu analisis kenerja yang dapat menjadi pengarah
pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah suatu proses yang ada
dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya dengan proses yang
lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari agrosistem
atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu. Analisis kinerja
terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran
serta pengendalian dampak lingkungan (iyandri, 2009).
Suatu
agrosistem akan berkembang jika memiliki kinerja yang terstruktur, oleh karena
itu agrosistem manapun akan selalu lebih memperhatikan dan mengutamakan kinerja
serta mencarikan solusi dari system kinerja yang berjalan lancer.
1.4.1
Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku adalah
bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak ddijamin ketersediaannya
karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi, yang selanjutnya akan
memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan memberikan nilai dan manfaat
yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan baik untuk
menjamin kontinuityas, kuantitas dan kualitas produksi.
Bahan
baku utama yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik di BBPP batangkaluku
yaitu hijauan, dedaunan limbah pertanian, dan kotoran ternak, batang jagung,
tongkol jagung, dedak, kotoran sapi, EM4, dan molase, dedaunan dan hijauan
hasil limbah pertanian merupakan bahan utama dalam pembuatan pupuk organik ini
yang memiliki peran penting sebagai penyedia sumber nitrogen, posfor dan
kalium, dan juga kotoran sapi sebagai penyedia N, P, dan K, sedangkan EM4
digunakan sebagai aktivator pengomposan, oleh karena itu ketersediaan bahan
baku yang merupakan hal terpenting yang utama dalam proses pembuatan pupuk
organik ini.
Pengadaan
bahan baku merupakan hal yang pertama yang harus disediakan oleh sebuah
agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan. Seperti halnya dengan pengolahan
limbah pertanian dan pupuk organik BBPP batangkaluku, bahan bakunya diperoleh
langsung dari limbah pertanian dari BBPP batangkaluku dan sekitar perumahan
warga yang dimana terdapat limbah pertanian. Biasanya pak samsir memperoleh
bahan baku setelah panen di bbpp, kotoran ternak diperoleh dari kotoran sapi
warga yang ada disekitar batangkaluku.
1.4.2
Proses Produksi
produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak
ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya
dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat
barang-barang menjadi berguna. Produksi
bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan
hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang
membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi.
Proses
produksi dilihat dari arus bahan mentah menjadi produk akhir, terbagi
menjadidua yaitu proses produksi terus menerus dan proses produksi
terputus-putus. Suatu agrosistem menggunakan proses produksi terus-menerus
apabila di dalam agrosistem itu terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari
bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus
apabila tidak terdapat urutan-urutan atau pola yang pasti dari bahan baku
sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah.
Proses
produksi pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik BBPP
batangkaluku di tempat pengolahan itu sendiri dan dapat dikategorikan sebagai
proses produksi terus menerus karena dalam melakukan produksinya terdapat
ururtan-urutan yang jelas mulai dari penyedia bahan baku sampai proses produksi
akhir berupa kemasan pupuk organik. Proses pengolahan dilakukan mulai dari jam
8.00-jam 16.00 setiap harinya.
Skema
pegolahan limbah pertanian dan pupuk organik
BBPP Batangkaluku.
Menyiapkan
Tempat Pengolahan
|
Sarana
Produksi
|
Pengadaan Bahan Baku
|
Mencacah Bahan Baku
|
Menimbang
Bahan Baku
|
Mencampur
Bahan Baku Organik
|
Menyusun Tumpukan
|
Menyediakan
Bahan Bioaktivator
|
Membuat
Bioaktivator
|
Menyiram
Dgn Air Bioaktivator
|
Proses
Fermentasi
|
Pengeringan
|
Pengukuran Suhu
|
Penyiraman
|
Pembalikan
|
Pengayakan/ penghalusan
|
penyaringan
|
pengemasan
|
Gamabar 3. Skema Pembuatan Pupuk Organik di BBPP
Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Proses produksi diawali
dengan penyiapan tempat pengolahan kemudian srana produksi, dan menyiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organik, setelah itu proses
produksi dimulai dengan pencachan bahan baku hijauan dengan mesin pencacah,
kemudian pencampuran bahan baku dan selnjutnya proses fermentasi kemudian
pengeringan dan penghalusan hasil dan selanjutnya penyaringan kemudian
pengemasan.
1.4.3 Pengendalian Dampak Lingkungan
Suatu dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam
lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam peraturan pemerintah
diartikan sebagai perubahan lingkungan. Dampak adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diperkirakan aka nada tanpa adanya pembangunan (Sumarwanto,
2001).
Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang harus
diperhatikan dari suatu agrosistrem. Agrosistem yang baik akan selalu
memperhatikan lingkungan yang berada disekitar agrosistem itu. Pembuatan pupuk
organik di BBPP Batangkaluku dampak lingkungan yang dihasilkan hanya limbah gas
yang berasal dari mesin peralatan yang digunakan dalam proses produksi, dimana
mesin ini menggunakan bahan bakar solar sehingga asap yang dikeluarkan berpengaruh
terhadap global warning, pencemaran lingkungan.
Limbah
gas yang dihasilkan ini tergolong limbah sedang karena limbah tersebut hanya
berasal dari mesin pencacah dan mesin penghalusan, dimana mesin ini tidak
selalu digunakan dalam setiap bagian proses produksi.
1.4.4 Analisis
Usahatani/Pendapatan
Pendapatan pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau
menaikkan nilai kekayaan pemilik usaha, baik dalam bentuk penerimaan maupun
tagihan. Untuk memperjelas pengertian tentang pendapatan, dikemukakan
pengertian pendapatan dari para ahli :
1. M.P
Simangunsong (2004 :
6) mengemukakan bahwa :Pendapatan adalah bertambahnya aktiva perusahaan atau
uang tunai, piutang, kekayaan lain yang berasal dari penjualan barang atau jasa
yang mengakibatkan modal bertambah”.
2. Dumairy (1999 : 56) menambahkan bahwa :
Pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang turut serta dalam proses produksi meliputi uapah/gaji, sewa tanah, bunga
dan keuntungan.
3. Soekarwati berpendapat bahwa pendapatan usaha
tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.
Jadi,
Pd = TR – TC
Pd
= Pendapatan Usaha Tani
TR
= Total Penerimaan
TC
= Total Biaya
Dari pendapat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah semua barang, jasa dan
uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu
periode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun.
Analisis pendapatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah
perusahaan untung atau rugi selama proses produksi dalam periode tertentu.
Adapun rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh pembuatan pupuk organik dalam
satu kali siklus produksi yaitu sebesar Rp. 2.666.000, hal ini kurang efektif karena
hanya memberi pendapatan bersih dalam sebulan sekitar Rp 2.640.000,- dalam setahun
proses produksi bisa dilakukan 9 kali siklus produksi sehingga jika dilakukan
secara kontinyu maka dalam setahun hanya bisa memperoleh pendapatan bersih
sekitar Rp. 24.000.000,-. Dengan bahan baku yang banyak maka agrosistem ini dituntut
untuk memproduksi lebih besar dari volume biasanya.
II. STUDI
PROBLEMATISASI
2.1 Analisis
Masalah Pengembangan Agrosistem
Masalah timbul karena adanya kesenjangan ketidaksesuaian
antara kenyataan dengan harapan-harapan, Masalah adalah sesuatu yang memerlukan
tindakan penyelesaian dengan sepenuhnya. Persoalan adalah akibat yang dapat
dilihat dari suatu sebab yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Kita harus
menghubungkan akibat yang kita amati dengan sebab yang sebenarnya, baru
kemudian dengan pasti mengambil tindakan kolektif yang sesuai, yakni tindakan
yang dapat menghindari terjadinya kembali persoalan tersebut (Zuriah, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok masyarakat, kita akan selalu diperhadapkan pada berbagai
masalah atau persoalan. Demikian pula halnya jika kita menjalankan suatu usaha
baik dalam skala kecil, skala besar, maupun menengah, kita akan berhadapan
suatu persoalan.
Analisis
masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang ditemukan pada
perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan masalah yang dihadapi
tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk memudahkan seorang
manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan yang dihadapi oleh suatu
usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan pencegahan dan
penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (Iskandarisasi: Nur Izmi
Takdir dkk, 2011).
2.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah dalam pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengenali, mengurangi dan menganalisa permasalahan yang ditemukan dalam
agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan perencanaan pemecahan masalah.
Identifikasi masalah adalah melihat
masalah yang ada atau mengenal masalah yang ada dengan mengetahui kesenjangan
antara kenyataan dan harapan. Identifikasi masalah bertujuan untuk memudahkan
dalam mengenali masalah-masalah yang ditemukan dalam sebuah struktur untuk
mencari hubungan sebab-akibat antara masalah yang satu dengan masalah yang lain (Wahono, 2008).
Tabel
2. Matriks Kesenjangan
Pengembangan Agrosistem pada Pembuatan Pupuk Organik, Kabupaten Gowa, 2012.
No
|
Fakta
|
Masalah
|
Harapan
|
1
|
Tenaga
kerja bagian produksi hanya ada 2 orang
|
Jumlah tenaga kerja kurang.
|
Tenaga
kerja bertambah
|
2
|
Tenaga
kerja yang ada tidak bekerja secara kontinyu.
|
Motivasi tenaga kerja rendah
|
Tenaga
kerja bekerja secara kontinyu
|
3
|
Ketersediaan tempat fermentasi masi sempit
|
Bangunan tempat fermentasi kurang memadai
|
Tempat
fermentasi yang luas
|
4
|
Sebagian peralatan/ mesin tidak bisa di fungsikan, sudah tua
|
Kondisi peralatan/mesin kurang memadai.
|
Semua
peralatan/mesin bisa difungsikan.
|
5
|
Produksi
yang dihasilkan dalam satu siklus produksi tetap
|
volume produksi per siklus produksi rata-rata
tetap.
|
Produksi yang dihasilkan meningkat
|
6
|
Bahan baku yang digunakan tidak melalui proses standarisasi
|
Kualitas bahan baku relatif rendah
|
Adanya standarisasi dalam pemilihan bahan baku
|
7
|
sebagian bahan baku tidak tersedia secara kontinyu.
|
Bahan baku tidak selalu tersedia
|
Semua
Bahan baku selalu tersedia
|
8
|
Mesin pencacahan yang digunakan menghasilkan polusi
|
Tidak dilakukan penanganan limbah gas
|
Mesin yang digunakan ramah lingkungan
|
9
|
Mutu produk hanya mencapai 70%
|
Kualitas produksi rendah
|
Mutu produk meningkat
|
10
|
Kemajuan kelompok mendatar
|
Tidak ada
peningkatan kelompok
|
Adanya kemajuan kelompok
|
11
|
Hanya digunakan di BBPP.
|
Pemasarannya
terbatas
|
Digunakan
masyarakat luas
|
Sumber: Analisis Penulis, 2012.
Dari hasil wawancara
dan survey dilapangan maka analisis
masalah yang diperoleh ada beberapa yaitu :
1. Jumlah tenaga kerja kurang
2. Motivasi Tenaga kerja rendah
3. Bangunan kurang memadai
4. Kondisi peralatan/mesin kurang
memadai
5. Volume produksi per siklus
produksi rata-rata tetap
6. Kualitas bahan baku relatif
rendah
7. Bahan baku tidak selalu tersedia
8. Tidak dilakukan penanganan limbah gas
9. Kualitas produksi rendah
10. Tidak ada peningkatan kelompok
2.1.2
Masalah Utama
Masalah utama
merupakan inti dari penentuan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Apabila
sebuah perusahaan dapat menemukan jalan penyelesaian sebuah masalah utama yang
dihadapinya, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut dapat menyelesaikan
masalah masalah lainnya (Rus Ramdani, 2011).
Masalah utama yang
ditemukan pada pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik adalah Volume
Produksi rata-rata tetap 2.222 kg dalam satu kali siklus produksi. Masalah
utama ini adalah masalah yang paling berpengaruh terhadap agrosistem kasus yang
di analisis dimana masalah ini mempengaruhi berbagai aspek dalam agrosistem
kasus yaitu: aspek sumber daya manusia, aspek pengadaan bahan baku aspek
produksi.
2.1.3
Struktur Pohon Masalah
Pohon masalah adalah
sutu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situasi tertentu
dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. pohon
masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis situasi di unit
kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah dengan rumusan pernyataan
masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat yang mungkin timbul dari
masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai alternative penyebab masalah
tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah bagan pohon (Trimiyati,
2004).
Sebagai
lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasil identifikasi masalah
dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan
dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan
hubungan kausalitas (sebab akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah
utama yang telah ditentukan (Muhhammad rukka, Rusli 2009).
Adapun struktur pohon
masalah pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku
disajikan pada gambar 4 berikut:
Daerah
pemasaran terbatas
|
Tidak
ada peningkatan kelompok
|
Volume produksi
rata-rata tetap 2.222 kg dalam satu siklus produksi
|
AKIBAT
|
SEBAB
|
Kualitas produksi rendah
|
Sebagian Bahan baku tidak selalu tersedia
|
Kondisi peralatan
kurang memadai
|
Bangunan kurang
memadai
|
Kualitas bahan baku rendah
|
Motivasi tenaga kerja rendah
|
Jumlah tenaga kerja kurang
|
Gambar 4. Pohon masalah pada Pengolahan Limbah Pertanian
dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Dari gambar 4. diatas menunjukkan struktur
masalah pada agrosistem Prngolahan Limbah Pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku dalam bentuk struktur pohon
masalah. Masalah utama agrosistem ini adalah Volume Produksi Rata-Rata Tetap 2.222 kg
Dalam Satu Kali Siklus Produksi. Masalah utama ini
disebabkan karena sumber daya manusia yang kurang sehingga mempengaruhi kinerja
sumber daya manusia yang rendah, serta minimnya bangunan tempat fermentasi sehingga produksi yang
dihasilkan agrosistem ini rata-rata tetap sesuai dengan bangunan yang mampu
difermentasi dalam satu siklus produksi.
Sumber daya
peralatan pada Pengolahan Limbah
Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku yang kurang memadai baik
dikarenakan sebagian mesin tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya dan juga
kurangnya peralatan sebagai penunjang dalam proses produksi. Kualitas produk
yang kurang baik disebabkan karena kualitas bahan baku yang relatif rendah yang
diakibatkan karena belum adanya penyortiran dan penggolongan bahan baku yang
juga dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang kurang. Masalah utama dari agrosistem ini yaitu volume produksi
tetap akan meningmbulkan masalah baru sebagai masalah akibat yaitu rendahnya
pemakaian produk pada saat dibutuhkan.
2.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem
Sasaran yang dipilih
dari pohon alternatif masi merupakan sasaran umum, belum merupakan sasaran yang
segera akan dilaksanakan. Sebuah sasaran yang baik untuk dipilih adalah sasaran
yang yang member manfaat dan paling menguntungkan dari suatu organisasi, jelas
dan realistic, dapat diukur dan diamati dari segi kualitas, biaya dan waktu
ditetapkan bersama bawahan dan atasan, bersama-sama dengan unit lain yang
setingkat mendukung sasarannya dari unit yang setingkat lebih tinggi dan
dinyatakan dalam bentuk selesai (Nasution: Nur Izmi dkk, 2011).
Analisis sasaran
merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban terhadap masalah yang telah
didentifikasi pada tahap analisis masalah. Analisis sasaran ini dilakukan untuk
memcahkan suatu masalah dengan hasil yang akan diperoleh dari tindakan
tersebut. Analiis sasaran ini akan diperoleh suatu informasi mengenai rangkaian
hubungan tindakan hasil yang ditunjukkan dalam bentuk diagram pohon.
2.2.1 Penetapan Sasaran
Dalam menetapkan
sasaran-sasaran capaian agrosistem kearah yang relative lebih tinggi dari apa
yang dicapai sekarang, perlu adnya sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran
yang ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuana
sasaran-sasaran tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem
menyangkut kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi
eksternal menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi di luar agrosistem
(pasar, penyedia bahan baku, kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya. Dalam
menetapkan sasaran dimulai dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran
utama yang ingin dicapai sebagai titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran
lain. (Muhammad rukka, Rusli. 2009).
2.2.2 Sasaran Utama
Tahapan sasaran
diawali dengan mengidentifikasi sasran-sasaran yang diperoleh dari suatu proses
transformasi positif dari masalah yang ditentukan pada tahap diagnose masalah.
Kemudian sasran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur sasaran untuk menentukan
sasran utama yang paling sesuai untuk dilakukan penanganan, karena antara
sasaran yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam satu system yang mengapit,
sehingga penyelesain sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya.
(Nasution: Takdir, Nur Izmi dkk 2011).
Sasran utama yang
akan dilakukan penanganan pada perusahaan kasus, setelah melakukan pengkajian
maka sasaran utama dalah Volume produksi
meningkat menjadi 5.000 kg
dalam 1 kali siklus produksi, dengan demikian
sasaran-sasaran antara dapat juga ditangani dengan baik.
2.2.3 Struktur Pohon Sasaran
Strukturisasi sasaran
merupakan bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem.
Tujuannya tidak lain dari untuk mengetahui sasran yang ingin dicapai bila
persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan.
Struktur pohon sasaran Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik dapat
dilihat pada gambar 5 berikut:
Kemajuan Kelompok meningkat
|
Volume produksi meningkat 5.000 kg
dalam satu siklus produksi
|
Daerah
pemasaran luas
|
SASARAN
|
SASARAN
|
Kualitas produk meningkat
|
Semua Bahan baku selalu tersedia
|
Smua peralatan
memadai
|
Bangunan memadai
|
Motivasi tenaga kerja tinggi
|
Kualitas bahan baku meningkat
|
Jumlah tenaga kerja bertambah
|
Gambar 5. Struktur
pohon sasaran pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP
Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Gambar 5. menunjukkan struktur pohon
sasaran pada agrosistem kasus pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik.
Sasaran utama dari agrosistem ini yaitu: meningkatkan
volume produksi. Adapun struktur pohon sasaran yang ingin dicapai dimulai
pada bagian akar masalah yaitu: dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan bertambahnya jumlah tenaga
kerja maka akan meningkatkan motivasi kerja, adanya peningkatan bahan baku maka
akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas, selain itu kondisi peralatan
yang memadai serta bangunan tempat fermentasi yang memadai dapat meningkatkan
volume produksi sehingga daerah pemasarannya luas.
III.
DESAIN TINDAKAN TRANSFORMASI AGROSISTEM
3.1
Analisis alternatif tindakan
pengembangan agrosistem
Analisis alternatif adalah
suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil
(rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan
tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif digunakan untuk menilai
masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu proyek. Anlisis alternatif
ini pada akhirnya mengarah akan mengarah pada salah satu ranggkaian tujuan
(Amran: Nur ismi dkk, 2011:73).
3.1.1
Alternatif tindakan
Analisis tindakan
merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia
terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap
alternatif yang tidak dapat memenuhi criteria yang ditetapkan segera gugur dari
analisa alternatif. Analisis alternatif berguna untuk melihat beberapa
kemungkinan pilihan alternatif hubungan tindakan (rangkaian sasaran) dianalisis
sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu. Setelah melalui evaluasi,
maka diperlukan suatu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai
kedua sasaran antara agar sampai pada sasaran utama (Amran: Nur ismi dkk, 2011:73).
alternatif tindakan
diakukan agar sasaran utama yang telah ditetapkan dapat tercapai sesua yang
dinginkan. Agar sasaran utama dapat tercapai, maka terlebih dahulu ditetapkan
alternatif tindakan pada sasaran antara. Alternatif tindakan yang dapat
dilakukan untuk memenuhi sasaran antara agar sasaran utama dapat tercapai
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
sasaran “Semua Bahan baku selalu tersedia” maka alternatif tindakan yang dapat
dilakukan yaitu: menyediakan bahan baku secara kontinyu.
2. Untuk
sasaran “Kualitas bahan baku meningkat” maka alternatif tindakan yang dapat
dilakukan yaitu: melakukan penyortiran bahan baku produksi.
3. Untuk
sasaran “Jumlah tenaga kerja bertambah” maka alternatif tindakan yang dapat
dilakukan yaitu: menambah jumlah tenaga kerja.
4. Untuk
sasaran “Bangunan memadai” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu:
memperluas bangunan.
5. Untuk
sasaran “Semua peralatan memadai” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan
yaitu: membeli peralatan produksi yang baru.
Beberapa
alternatif tindakan tersebut diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu: Volume produksi meningkat
menjadi 5.000 kg
dalam 1 kali siklus produksi. Untuk lebih
memperjelas analisis alternatif tindakan perbaikan Agrosistem maka dibuat pohon
tindakan sebagaimana pada gambar 6 berikut:
Kemajuan Kelompok meningkat
|
Volume produksi meningkat 5.000 kg
dalam satu siklus produksi
|
Daerah
pemasaran luas
|
SASARAN
|
TINDAKAN
|
Kualitas produk meningkat
|
Semua Bahan baku selalu tersedia
|
Smua peralatan
memadai
|
Bangunan memadai
|
peralatan
Menyediakan bahan baku secara kontinyu
|
Membeli peralatan
produksi yang baru
|
Motivasi tenaga kerja tinggi
|
Jumlah tenaga kerja bertambah
|
Kualitas bahan baku meningkat
|
Melakukan penyortiran bahan baku
|
Menambah jumlah tenaga kerja
|
MemperluasBangunan
|
Gambar 6. Pohon
Tindakan pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten
Gowa, Tahun 2012.
3.1.2 Alternatif Keputusan
Analisis keputusan
adalah pola berpikir sistematis dalam pengambilan keputusan, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pengembangan kriteria khusus
untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia yang
berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi kemungkinan resiko yang
melekat pada suatu keputusan tersebut (Arman: Nur ismi dkk, 2011:77).
Untuk mencapai
beberapa sasaran antara seperti yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan
adanya suatu keputusan tindakan yang akan dilakukan dari beberapa alternatif.
Untuk itu, dilakukan penetapan keputusan.
Berdasarkan
alternatif tindakan yang telah diuraikan, maka alternatif tindakan dianalisis
dengan menggunakan langkah-langkah keputusan untuk memperoleh alternatif
keputusan yang terbaik. Adapun penetapan keputusan
untuk alternatif-alternatif tindakan tersebut sebagai berikut:
1. Untuk
tindakan “menyediakan bahan baku
secara kontinyu.” maka alternatif keputusan
yang dapat dilakukan yaitu: menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan cara bekerja sama dengan petani.
2.
Untuk tindakan
“melakukan penyortiran bahan baku produksi.”
maka alternatif keputusan
yang dapat dilakukan yaitu: melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan cara memilih bahan baku yang mempunyai kandungan
N P K tinggi.
3. Untuk
tindakan “menambah jumlah tenaga kerja.”
maka alternatif keputusan
yang dapat dilakukan yaitu: menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang
4. Untuk
Untuk tindakan “memperluas bangunan.”
maka alternatif keputusan
yang dapat dilakukan yaitu: memperluas bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran tempat fermentasi yang ada .
5. Untuk tindakan “membeli peralatan prodksi yang baru.”
maka alternatif keputusan
yang dapat dilakukan yaitu: membeli peralatan produksi yang baru yang di balai
3.1.3 Tindakan Terpilih
Seringkali, jika
suatu situasi menuntut kita untuk mengambil tindakan keputusan, kita harus
memutuskan untuk memilih satu dari dua atau lebih alternmatif tindakan yang
dapat diambil. Pilihan akan sederhana jika setiap pilihan hanya memiliki
konsekuensi paling sesuai dengan keinginan kita. Dengan kata lain pengambilan
keputusan cenderung pada kemungkinan-kemungkinan yang memiliki konsekuensi akan
terjadi (Djoko, 2008).
Hasil keputusan dari
beberapa alternatif tindakan, telah terpilih satu keputusan keputusan tindakan
yang terbaik yaitu dengan nilai yang tertinggi dibandingkan dengan alternatif
lainnya pada masing-masing persoalan agrosistem. Keputusan tindakan terpilih
ini diharapkan dapat membantu agrosistem kasus yang dikaji. Altenatif tindakan
terpilih tersebut sebagai berikut:
1. Menyediakan
bahan baku secara kontinyu dengan cara
bekerja sama dengan petani.
2.
Melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan cara memilih bahan baku yang mempunyai kandungan
N P K tinggi.
3. Menambah
jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi
5 orang
4. Memperluas
bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran tempat fermentasi
yang ada .
5.
Membeli
peralatan produksi yang baru yang dari
mekanisasi Alsintan BBPP Batangkaluku.
Kemajuan Kelompok meningkat
|
Volume produksi meningkat 5.000 kg
dalam satu siklus produksi
|
Daerah
pemasaran luas
|
TINDAKAN
|
SASARAN
|
Kualitas produk meningkat
|
Semua Bahan baku selalu tersedia
|
Smua peralatan
memadai
|
Bangunan memadai
|
peralatan
Motivasi tenaga kerja tinggi
|
Jumlah tenaga kerja bertambah
|
Kualitas bahan baku meningkat
|
Menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan bekerja
sama dengan petani
|
Melakukan penyortiran bahan baku dengan pemilihan
kandungan N P K yang tinggi
|
Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi
5 orang
|
MemperluasBangunan
fermentasi yang ada saat ini
|
Membeli peralatan
produksi yang baru dari mekanisasi alsintan BBPP Batangkaluku.
|
Gambar 7. Pohon
Tindakan terpilih pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP
Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
3.2 Matriks perencanaan pengembangan agrosistem
Matriks perencanaan
pengembangan agrosistem kasus adalah suatu usaha untuk mengembangkan rancangan
proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks tersebut akan
menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara
dan sasaran utama serta sasaran
dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkan tindakan tersebut. Matriks
perencanaan pengembangan Pengolahan limbah pertanian dan puk organik BBPP
Batangkaluku sebagai berikut:
Tabel
3. Matriks Perencanaan Pengembangan
Agrosistem pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP
Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012
Uraian Tujuan Sesuai Tindakan
|
Ukuran Tercapainya Tujuan
|
Siste Informasi Pengendalian
|
Dampak:
® Daerah pemasaran
luas.
® Kemajuan kelompok
meningkat
|
® Juga dipasarkan di
masyarakat daerah Batang kaluku.
® Produksi yang besar
yang bisa digunakan masyarakat luas utamanya daerah Batangkaluku.
|
® Laporan bagian
pemasaran setiap bulan
® Laporan dari bagian
produksi dan pemasaran
|
Sasaran Utama:
® Peningkatan volume
produksi
|
® Volume produksi
meningkat dari 2.222 kg/siklus produksi menjadi 5.000kg/1 siklus produksi.
|
® Laporan bagian
produksi per bulan.
|
Sasaran Antara:
® Semua bahan baku
selalu tersedia
® Kualitas produk
meningkat
® Bangunan tempat
fermentasi yang memadai
® Kondisi peralatan
yangmemadai
|
® Bahan baku tersedia
secara berkesinambungan
® Peningkatan volume
produksi
® Banyaknya volume
yang difermentasi
® Adanya peralatan
baru.
|
® Laporan bagian
produksi setiap bulan
® Laporan bagian
produksi setiap bulan
® Laporan bagian
produksi setiap bulan
® Laporan bagian
produksi setiap bulan
|
Tindakan
|
Sarana yang diperlukan
|
Biaya
|
® Menyediakan bahan
baku dengan kerja sama dengan petani
® Melakukan
penyortiranbahan baku yang mempunyai N,P,K yang tinggi
® Menambah jumlah
tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang
® Memperluas bangunan
fermentasi yang ada saat ini
® Membeli peralatan
produksi yang baru
|
® Uang tunai, informasi,
komunikasi
® Uang tunai,
informasi, komunikasi
® Uang tunai
®
Uang tunai
® Uang tunai,
komunikasi
|
Rp 50.000
Rp 200.000
Rp 100.000
Rp 2.000.000
Rp 6.000.000
|
Sumber: Data Primer
setelah diolah, 2012.
3.3
Rencana Kerja Tindakan
Rencana kerja
tindakan merupakan kumpulan skema perincian lebih lanjut dari informasi yang
didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari tindakan-tindakan yang
telah dirumuskan mengenani pelaksanaan setiap tindakan dalam format yang memuat
siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang diharapkan dari kegiatan serta kapan
mulai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Rencana kerja
tindakan yang akan dilakukan dalam pengembangan agosistem Pengolahan limbah
Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku bertujuan untuk mengatur kegiatan
yang akan dilakukan sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat terlaksana sesuai
apa yang diharapkan. Sebagai langkah awal usaha dilakukan penjadwalan rencana kerja yang
dapat dilihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Rencana Kerja Tindakan
Pengembangan Agrosistem pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP
Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Tindakan
|
Penanggung Jawab
|
Hasil Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|||
Menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan bekerja
sama dengan petani
|
Bagian Produksi
|
Bahan baku selalu tersedia.
|
||||||||||||
Melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan
memilih bahan baku yang mempunnyai kandungan N,P,K yang tinggi.
|
Bagian Produksi
|
Bahan baku yang berkualitas tinggi.
|
||||||||||||
Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5
orang
|
Bagian SDM
|
Memperoleh tenaga kerja yang efektif dan efisien
|
||||||||||||
Memperluas bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran
tempat yang sudah ada
|
Bagian Produksi
|
Bertambahnya volume produksi
|
||||||||||||
Membeli peralatan produksi yang baru dari mekanisasi
alsintan BBPP Batangkaluku
|
Bagian Keuangan
|
Memperlancar proses produksi.
|
Sumber: data
primer setelah diolah, 2012