Sabtu, 28 April 2012

APAS (ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM)


PENYUSUN

PROLOG
Sektor pertanian telah membuktikan peranannya dalam perekonomian nasional maupun melalui pembentukan PDB, perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industry, pengentasan kemiskinan. Penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha di sector lainnya, serta peningkatan pendapatan, sector pertanian mempunyai efek pengganda ke depan dan ke belakang yang besar melalui keterkaitan input-output antar industry, komsumsi, dan investasi.
Tanah sangat penting artinya bagi usaha pertanian karena kehidupan dan perkembangan tanaman-tanaman dan segala mahluk hidup di dunia sangat memerlukan tanah. Akan tetapi arti yang penting ini kadang di abaikan oleh manusia, sehingga tanah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tanah menjadi gersang dan menimbulkan berbagai bencana, sehingga tidak lagi menjadi sumber segala kehidupan.
Manusia sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di dunia di tuntut agar dapat melestarikan arti penting tanah bagi segala kehidupan di dunia. Artinya manusia tidak sepantasnya hanya mengeruk keuntungan yang terdapat dalam tanah melainkan mempunyai kewajiban untuk memelihara tanah tersebut, agar tanah tetap dapat berfungsi memberikan atau menyediakan sumber kehidupan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya yang tumbuh dan berkembang di dunia.
Penggunaaan pupuk yang terus meningkat sejalan kenaikan tingkat intensifikasi serta beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Menyebabkan para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia asal pabrik yang akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Berdasar hal tersebut makin kuat alasan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan agar pembuatan pupuk kimia dikurangi atau dihentikan agar pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan manusia dapat
terhindar dari malapetaka polusi.
Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian organik merupakan usaha untuk mendapatkan bahan makanan tanpa penggunaan pupuk anorganik. Dengan sistem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa ada masukan dari luar, sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu siklus hidup yang tertutup.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan/atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara umum, manfaat pupuk organik adalah : memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan daya simpan dan daya serap air, memperbaiki kondisi biologi dan kimia tanah, memperkaya unsur hara makro dan mikro serta tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia.
Oleh karena itu, dalam laporan Analisis Perencanan Pengembangan Agrosistem (APPAS) kami memilih Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku sebagai parameter dalam melihat masalah yang timbul dari usaha pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik.
Visi adalah suatu keadaan yang diinginkan dimasa yang akan datang yang akan dicapai. Sedangkan misi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu visi. Agar visi suatu agrosistem dapat menjadi lebih jelas, maka sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis. Demuikian pula dengan misi agrosistem.
Pernyataan visi sangat penting bagi agrosistem untuk pengembangan di masa yang akan datang dalam upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan agrosistem. Penyadaran visi wirausaha merupakan hasrat untuk melihat atau memandang kedepan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh agrosistem.
Eksistensi pernyataan visi suatu usaha dalam agrosistem ini dapat mengakibatkan tumbuhnya prinsip keterbukaan dan kebersamaan. Pemikiran ini memberikan dorongan pada semua anggota organisasi secara bersama-sama untuk mengkaji kondisi usaha ini dan mengupayakan tercapainya tujuan agrosistem di masa yang akan datang. hambatan untuk mencapai tujuan ini apabila pengertian dan pemahaman terhadap visi agrosistem belum sepenuhnya dimiliki oleh seluruh anggota organisasi agrosistem.
Misi adalah  rumusan umum perusahaan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi pada suatu focus. Misis menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Penentuan sasaran belajar sangat penting karena merupakan arah dan tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan. Sasaran belajar yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilaksanakan dibagi menjadi beberapa aspe yaitu diantaranya, aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek keterampilan.
Aspek Pengetahuan
Sasaran  yang  ingin  dicapai  pada  aspek  pengetahuan  adalah  sebagai berikut :
1.  Mengetahui gambaran umum dan sejarah pengembangan usaha.
2.  Mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh pembuatan pupuk organik BBPP batangkaluku.
3.  Mengetahui cara pemanfaatan limbah pertanian dan pembuatan pupuk Organik secara intensif.
4.  Mengetahui permasalahan dan cara mengatasi permasalahan yang ada dalam usaha pemanfaatan limbah pertanian dan pembuatan pupuk Organik.
Aspek Sikap
Sasaran belajar yang ingin diperoleh pada aspek sikap adalah sebagai berikut :
1.  Menghargai kerjasama yang terjalin pada usaha pemanfaatan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik   secara intensif.
2.  Memetik hikmah sebagai pengalaman belajar dari kasus yang dikaji.
Aspek Keterampilan
Sasaran belajar yang ingin diperoleh pada aspek sikap adalah sebagai berikut :

1.  Terampil dan mampu menentukan tindakan pencegahan terhadap masalah yang dihadapi oleh suatu usaha.
2.  Terampil dalam memberikan alternatif sasaran terhadap masalah yang berhubungan dengan pengembangan usaha.
Metode berpikir analisis yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah “Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Agrosistem (APPAS)”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Memahami Situasi Kasus
·         Analisis Posisi dan Kinerja Agrosistem (APKAS)
Analisis posisi menguraikan keadaan sumber daya yang dimiliki menurut komponen-komponennya baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis ini akan menguraikan pula mengenai sumberdaya yang tersedia dalam perusahaan yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya peralatan maupun sumber daya lahan. Sedangkan analisis kerja terdiri atas kinerja proses yang meliputi aspek pengadaan barang, pemasaran, manajemen, dan kinerja hasil yang meliputi analisis biaya dan pendapatan. Analisis kerja ini pula ditujukan untuk mengukur kerja sebagai tingkat proses dan capaian usaha agrosistem menurut setiap aspek.
·         Analisis Situasi Internal dan Eksternal Perusahaan Agrosistem. Kesejarahan menguraikan tentang latar belakang berdirinya perusahaan dan visi dan misi tiap-tiap bagian perusahaan yang pada akhirnya dapat memproyeksikan diri untuk maju dan mengembangkan usaha yang dikelola.
2.    Mengenal Masalah Kasus
·         Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPAS)
Analisis ini mengidentifikasikan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan kemudian menganailisisnya dengan cara menghubungkan setiap masalah dalam rangkaian hubungan sebab akibat sehingga membentuk suatu diagram pohon persoalan. Analisis ini bertujuan untuk menilai kekurangan, kelemahan dan ketidakpuasan pada komponen-komponen posisi dan kinerja agrosistem dan kemudian dirumuskan sebagai suatu persoalan atau masalah.
·         Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem (ASPAS)
Analisis ini menguraikan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dengan cara membalik corak negatif dari pernyataan bercorak positif yang mencerminkan keadaan masa akan datang bila masalah selesai terpecahkan yang kemudian digambarkan sebagai rangkaian hubungan tindakan hasil pada suatu diagram pohon sasaran. Selanjutnya memperkirakan dampak-dampak lanjutan dari tercapainya sasaran utama capaian agrosistem.
3.    Desain Tindakan Pengembangan
·         Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem (A2TPAS)
Analisis ini menguraikan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisa menggunakan Analisis Keputusan (AK) yakni mengevaluasi alternatif tindakan untuk memperoleh alternatif yang terbaik.
·         Matriks Pengembangan Agrosistem (MPAS)
Matriks ini menguraikan alternatif yang terpilih dari hasil analisa keputusan dan mengidentifikasikan masing-masing sasaran terhadap ukuran tercapainya sasaran dan spesifikasi sistem informasi untuk pengendalian manajerial. Serta menentukan besarnya kebutuhan biaya dan sarana-sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan tersebut.
·         Rencana Tindakan Pengembangan Agrosistem (RKTPAS)
Rencana kerja pengembangan usaha berupa rencana kerja perusahaan dalam mengembangkan usaha, hasil kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
·         Analisis Persoalan Potensian/Strategi Tindakan Hasil
Menguraikan kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh agrosistem kasus ketika tindakan-tindakan yang telah ditetapkan dilaksanakan, dan menguraikan pula tindakan-tindakan apa (pencegahan dan penanggulangan) yang dapat dilakukan apabila masalah tersebut muncul.


4.    Refleksi
Penutup berupa refleksi yang terbagi atas teoritik, metodologik dan etik.
·         Refleksi Teoritik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang diperolehnya dari teori-teori yang terkait dengan teori-teori yang terkait dengan teori pendukung karya tulis yang dipelajarinya.
·         Refleksi Metodologik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang diperolehnya dari penggunaan metode APPAS/SWOT dalam pelaksanaan penelitian/praktik lapang/magang pada obyek kasus (agrosistem) nya.
·         Refleksi Etik/Teologik
Pelajaran-pelajaran penting yang merupakan hal baru bagi penulis yang mempengaruhi sikap mentalnya ketika berinteraksi dengan berbagai pihak pada pelaksanaan penelitian/praktik lapang/magang pada obyek kasus (agrosistem) nya.



EPILOG
Selama melakukan praktek lapang di Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku yang dilakukan selama 5 kali, banyak pengetahuan, pelajaran dan pengalaman yang diperoleh tentang dunia kerja agrosistem, dimana hal itu dapat dijadikan sebagai contoh di kehidupan kita masa yang akan datang. Pengetahuan yang diperoleh berupa hal-hal positif maupun Negatif.
·      Teoritik
Dari segi teoritik, pelajaran dan pengalaman yang telah diperoleh yaitu:
1.     untuk menjalankan suatu usaha yang paling penting dan paling utama dilakukan yaitu perumusan visi dan misi usaha untuk menentukan arah dan tujuan usaha itu.
2.     Implementasi dan fungsi-fungsi manajemen merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan dalam dunia bisnis.
3.     Pemanfaatan modal adalah kunci utama suatu usaha.

·      Metodologik
Pelajaran dan pengalaman penting dari segi metodologik yaitu:
1.     Metode Analisis Pohon Masalah dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi di Agrosistem kasus.
2.     Penggunaan Metode Analisis Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem dalam hal mengemukakan pendapat visi dan misi pribadi dapat mengarahkan kita menuju pencapaian tujuan pribadi yang di inginkan.
3.     Metode APPAS sangat berguna sebagai bekal bagi penulis di masa yang akan datang. Saat penulis terjun dalam dunia usaha baik menciptakan lapangan kerja sendiri maupun sebagai tenaga kerja yang mapu memperbaiki pergeseran ekonomi menjadi lebih baik. Metode APPAS yang sifatnya aplikatif mampu memberikan penulis wawasan yang lebih luas tentang metode untuk mengembangkan sebuah perusahaan meskipun dengan modal yang minim. Semua pasti bisa jika kita yakin dan percaya yang disertai doa dan usaha semaksimal mungkin.
·      Etik
            Pengalaman atau pelajaran penting yang diperoleh dari  segi etik yaitu:
1.     Kerja sama yang baik dalam struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
2.     Perlunya rasa tanggung jawab bagi setiap tenaga kerja terhadap tugas yang diemban.
3.     Kejujuran dalam hidup akan membuahkan sesuatu yang berharga untuk masa depan.

·      Saran
untuk meningkatkan volume produksi terhadap agrosistem kasus yang kami kaji sebaiknya menggunakan metode analisis persoalan dan pengembangan agrosistem yang telah kami rekomendasikan untuk meningkatkan kemajuan organisasi itu.

 I. ANALISIS POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM
1.1    Sejarah Singkat
Menjadi lembaga pelatihan terpercaya untuk menghasilkan SDM profesional merupakan impian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku. Impian tersebut secara historis telah terpatri seiring dikukuhkan sebagai lembaga pelatihan sejak tahun 1974 oleh Presiden RI dengan nama Pusat Latihan Pegawai Pertanian (PLPP).
            Meretas jalan menuju impian dari sejak kehadiran lembaga pelatihan ini bukanlah hal yang mudah. Jalan panjang  dan berliku telah dilalui, tantangan datang silih berganti termasuk seringnya terjadi perubahan dan penyesuaian organisasi karena tuntutan perkembangan pembangunan pertanian.
Disadari bahwa pertanian yang kredibel akan sangat ditentukan oleh adanya SDM pengelola diklat profesional yang meliputi tenaga fungsional, struktural, teknis dan administrasi serta dukungan sumberdaya lainnya seperti sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu, kami bertekad dan tanpa merasa lelah akan secara terus menerus melakukan penyesuaian diri.
Pada tahun 1983, instalasi pembelajaran pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik di bangun sebagai tempat pusat pelatihan pegawai pertanian   untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik demi menciptakan pertanian yang lebih efisien.
BBPP Batangkaluku yang lahir sebagai hasil reposisi dari Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP) telah dikukuhkan dengan peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/II/2007, tanggal 19 Februari 2007. Salah satu misi utama lembaga pelatihan ini adalah menyiapkan SDM terdidik yang profesional, kreatif, inovatif baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur melalui kegiatan pelatihan teknis keahlian dan ketrampilan berbasis kompetensi (Competence BaseTraining).
Keberadan BBPP Batangkaluku, selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan SDM Pertanian dengan mandat kerja bersifat nasional berciri khas mekanisasi pertanian, pengelolaan lahan dan air, memberi warna tersendiri diantara BBPP yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, ke depan BBPP Batangkaluku akan berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, dan penyelenggaraan, memperkuat jejaring kerja sama diklat, serta meningkatkan kualitas dan pengelolaan sarana dan prasarana pelatihan guna meraih impian yang menjadi dambaan BBPP Batangkaluku. 
1.2    Visi dan Misi Agrosistem
1.2.1   Visi Agrosistem
Menurut Wibisono, 2006. Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa Visi merupakan pernytaaan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sngat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan. Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dimasa yang akan dating.  Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangakn detail gambaran system yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi leh suatu pernyataan visi, yaitu:
a.    Berorentasi ke dapan
b.    Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
c.    Mengekspresikan kreatifitas
d.    Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat (Aditya, 2010)
Visi merupakan suatu yang dilandaskan berdasarkan keinginan tentang pandangan atau cita-cita jauh ke depan tentang perusahaan dan tujuan perusahaan tersebut. Untuk mencapai visi tersebut maka prosesnya diturunkan dalam bentuk misi dan tujuan yang berbeda dalam konteks kecenderungan masa depan yang diperhitungkan berdasarkan pengalaman masa lalu dan kenyamanan masa kini. Adapun visi dari Pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku. “Menjadi Lembaga Pelatihan Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik  yang terpercaya dan berdaya saing untuk menghasilkan SDM Pertanian yang Kreatif, Inovatif dan Profesional”.
1.2.2   Misi Agrosistem Kasus
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alas an mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan (Aditya, 2010).
Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dikuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
Dalam mewujudkan suatu visi maka diperlukan misi yang nantinya akan dijalankan oleh suatu organisasi agar visi tersebut dapat terwujud. Misi suatu organisasi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, misi juga memberikan arah sekaligus proses pencapaian tujuan. Untuk melaksanakan visi dari Pengolahan limbah Pertanian dan pupuk organik maka dibutuhkan misi untuk mencapai visi itu, adapun Misi dari pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik yaitu:
1.    Meningkatkan kualitas rencana program, Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan dan pengendalian.
2.    Meningkatkan kualitas pelaksanaan kerjasama, jejaring kerja dan sistem informasi Pertanian.
3.    Meningkatkan Pendayagunaan Fasilitas.
4.    Memproduksi pupuk organik yang memiliki kualitas yang baik.
5.    Menciptakan produk yang disamping memberikan hara yang baik bagi tanaman, juga baik bagi struktur tanah.
6.    Menghasilkan produk yang bisa digunakan untuk pemupukan tanaman di BBPP Batangkaluku.
1.2.3 Struktur Organisasi Agrosistem
 organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan (Kasmir, 2010).
Ketua/Pimpinan
Jamaluddin Al Afgani MP


Berdasarkan kegiatannya, struktur organisasi pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku  sebagai berikut:

Sekertaris
Marwa S.com


Bagian Keuangan
Mustafa Sos, Msi
Bagian Produksi
Syamsir TS
Usran

 







Gambar 1. Struktur organisasi pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Gambar 1 menunjukkan bahwa struktur organisasi pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku terbagi atas empat bagian yaitu Jamaluddin al afgani sebagai pimpinan, Marwa Scom sebagai sekertaris, Mustafa Sos Msi bertanggung jawab sebagai bagian keuanan serta Syamsir TS dan Yusran bertanggung jawab pada bagian produksi.
1. 3      Analisis Posisi Sumberdaya Agrosistem
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap)
Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan maka segala aktivitas di dalamnya akan berjalan sesuai apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Analisis posisi menguraikan lima macam sumber daya yaitu sumber daya lahan dan bangunan, sumber daya manusia SDM, sumber daya mesin/peralatan, dan sumber daya finansial.
1.3.1 Sumber Daya Lahan dan Bangunan
Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam dalam sebuah usaha. Sumber daya ini sangat penting diperlukan karena disinilah tempat berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumber daya lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Sumber daya lahan merupakan tanah tempat didirikannya bangunan yang berbentuk fisik dari sebuah Agrosistem. Sumber daya lahan yang dimiliki oleh pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik secara keseluruhan yaitu 64m yang tepatnya berada di Balai besar pelatihan pertanian batangkaluku di jalan poros malino”. Lahan ini adalah lahan milik instansi kantor yang digunakan sebagai tempat proses pembuatan pupuk organik.
Sumber daya bangunan adalah segala sarana fisik yang dibangun oleh perusahaan guna memperlancar kegaitan perusahaan. Bangunan yang ada dari agrosistem ini terdiri dari bangunan tempat fermentasi , pencacahan pengeringan dan pengemasan yang semuanya seluas 64m x 64 m.
Denah lokasi dan letak ruang pada Pengolahan limbah Pertanian dan pupuk organik sebagai berikut:

 






Gambar 2. Denah lokasi dan tata letak Pengolahan limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.

Keterangan gambar
tempat pengemasan
tempat penghalusan
tempat penyaringan
tempat pengeringan
tempat pencacahan
tempat fermentasi 

gambar 2. Menunjukkan bahwa denah lokasi tempat pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangakluku terdiri atas tempat pengemasan yang diman berfungsi saat pengemasan dan disinilah pengemasan dilakukan sekaligus penimbangan untuk menyesuaikan berat kemasan produk kondisinya sudah memadai, ruang penghalusan digunakan sebagai tempat penghalusan dari campuran bahan baku pupuk organik, kondisi tempat ini juga sudah memadai, tempat penyaringan jyga sudah memadai, tempat pengeringan untuk mngeringkan pupuk organik dari hasil fermentasi, tempat pencacahan ruang ini digunakan sebagai penyimpanan hasil cacahan bahan baku hijauan kondisi tempat ini sudah memadai karenadekat dari tempat  berlangsungnya proses fermentasi, Tempat Fermentasi disinilah semua bahan baku pembuatan pupuk organik  dicampur dan difermentasi, kondisi tempat ini tergolong sempit karena hanya memuat sedikit campuran fermentasi sehingga memperlambat proses produksi yang besar.
1.3.2 Sumbar Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah usaha bekerja untuk memberikan kegiatan yang bernilai ekonomi, karena kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara singkat sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Menurut Marwansyah 2010, manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Adapun jumlah tenaga yang terlibat pada proses pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik dari agrosistem yang kami kaji adalah 5 orang yang merupakan 1 pimpinan, 1 sekertaris, 1 bagian keuangan dan 2 bagian produksi dibagian produksi ini tenaga kerja yang digunakan tergolong rendah karena kegiatan produksi pupuk organik ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Jumlah tenaga kerja yang kurang sangat berdampak negatif terhadap hasil/ mutu dan volume produksi, dan akan berdampak pula pada kinerja tenaga kerja yang tidak menentu karena tidak jelasnya pembagian kerja sehingga tenaga kerja tidak bisa bekerja secara efektif dan efisien, sebagian tenaga kerja melakukan perangkapan kerja seperti di bagian produksi, pak samsir dengan yusran bekerja dibagian pencacah, dibagian fermentasi, pengeringan penghalusan hasil sampai pengeringan. Kekurangan tenaga kerja berdampak pula pada tenaga kerja produksi yang ada yaitu dapat mengurangi motivasi kerja karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan.
1.3.3   Sumber Daya Peralatan
Sumber daya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Untuk menunjang mekanisme kerja perusahaan, maka kesediaan peralatan yang memadai sangat penting dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, pengolahan suatu agrosistem tidak terlepas dari jenis dan jumlah peralatan yang digunakan usaha tersebut. Dalam pemilihan peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan unit usaha yang dilakukan.
Pelaksanaan usaha apapu memerlukan seperangkat peralatan. Sumberdaya peralatan adalah sumber daya yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya peralatan kegiatan produksi kurang memadai, Sumber daya peralatan merupakan semua sarana dan fasilitas yang berupa alat yang digunakan dalam kegiatan operasional pperusahaan. Sumber daya peralatan yang digunakan perusahaan adalah tentu akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya juga akan menurun sesuai dengan lama pemakaian. Nilai penyusutan dari peralatanyang digunakan dihitung berdasarkan harga barang pada saat pembelian (nilai awal) yang dikurangi dengan nilai sekarang (nilai akhir) lalu dibagi dengan lama pemakaian (umur) kemudian dikalikan dengan jumlah alat yang digunakan (pambudy, 2001).
Berikut sumber daya peralatan Pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP Batangkaluku:
Tabel 1. Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh Pengolahan limbah pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012

NO
JENIS ALAT
JUMLAH
STATUS
1
Mesin Pencacah Hijauan
1
Milik
2
Mesin Penghalusan
2
Milik
3
Mesin Saringan kompos
1
Milik
4
Mesin Jahit Karung
1
Milik
5
Elevator
1
Milik
6
Copper
2
Milik
7
Sekop
2
Milik
8
Garpu
2
Milik
9
Gembor
2
Milik

1.4 Analisis Kinerja Agrosistem
Sebuah agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis kenerja yang dapat menjadi pengarah pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu. Analisis kinerja terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan (iyandri, 2009).
            Suatu agrosistem akan berkembang jika memiliki kinerja yang terstruktur, oleh karena itu agrosistem manapun akan selalu lebih memperhatikan dan mengutamakan kinerja serta mencarikan solusi dari system kinerja yang berjalan lancer.
1.4.1 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak ddijamin ketersediaannya karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi, yang selanjutnya akan memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan baik untuk menjamin kontinuityas, kuantitas dan kualitas produksi.
            Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik di BBPP batangkaluku yaitu hijauan, dedaunan limbah pertanian, dan kotoran ternak, batang jagung, tongkol jagung, dedak, kotoran sapi, EM4, dan molase, dedaunan dan hijauan hasil limbah pertanian merupakan bahan utama dalam pembuatan pupuk organik ini yang memiliki peran penting sebagai penyedia sumber nitrogen, posfor dan kalium, dan juga kotoran sapi sebagai penyedia N, P, dan K, sedangkan EM4 digunakan sebagai aktivator pengomposan, oleh karena itu ketersediaan bahan baku yang merupakan hal terpenting yang utama dalam proses pembuatan pupuk organik ini.
            Pengadaan bahan baku merupakan hal yang pertama yang harus disediakan oleh sebuah agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan. Seperti halnya dengan pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik BBPP batangkaluku, bahan bakunya diperoleh langsung dari limbah pertanian dari BBPP batangkaluku dan sekitar perumahan warga yang dimana terdapat limbah pertanian. Biasanya pak samsir memperoleh bahan baku setelah panen di bbpp, kotoran ternak diperoleh dari kotoran sapi warga yang ada disekitar batangkaluku.
1.4.2 Proses Produksi
produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna. Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi. 
Proses produksi dilihat dari arus bahan mentah menjadi produk akhir, terbagi menjadidua yaitu proses produksi terus menerus dan proses produksi terputus-putus. Suatu agrosistem menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam agrosistem itu terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan-urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah.
Proses produksi pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik BBPP batangkaluku di tempat pengolahan itu sendiri dan dapat dikategorikan sebagai proses produksi terus menerus karena dalam melakukan produksinya terdapat ururtan-urutan yang jelas mulai dari penyedia bahan baku sampai proses produksi akhir berupa kemasan pupuk organik. Proses pengolahan dilakukan mulai dari jam 8.00-jam 16.00 setiap harinya.



Skema pegolahan limbah pertanian dan pupuk organik  BBPP Batangkaluku.

Menyiapkan Tempat Pengolahan


Sarana Produksi

Pengadaan Bahan Baku
Mencacah Bahan Baku
Menimbang Bahan Baku

Mencampur Bahan Baku Organik

Menyusun Tumpukan
Menyediakan Bahan Bioaktivator

Membuat Bioaktivator

Menyiram Dgn Air Bioaktivator
Proses Fermentasi

Pengeringan

Pengukuran Suhu
Penyiraman
 

























Pembalikan
              
Pengayakan/ penghalusan

penyaringan
pengemasan
 










Gamabar 3. Skema Pembuatan Pupuk Organik di BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
Proses produksi diawali dengan penyiapan tempat pengolahan kemudian srana produksi, dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organik, setelah itu proses produksi dimulai dengan pencachan bahan baku hijauan dengan mesin pencacah, kemudian pencampuran bahan baku dan selnjutnya proses fermentasi kemudian pengeringan dan penghalusan hasil dan selanjutnya penyaringan kemudian pengemasan.
1.4.3 Pengendalian Dampak Lingkungan
            Suatu dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam peraturan pemerintah diartikan sebagai perubahan lingkungan. Dampak adalah perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan aka nada tanpa adanya pembangunan (Sumarwanto, 2001).
            Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan dari suatu agrosistrem. Agrosistem yang baik akan selalu memperhatikan lingkungan yang berada disekitar agrosistem itu. Pembuatan pupuk organik di BBPP Batangkaluku dampak lingkungan yang dihasilkan hanya limbah gas yang berasal dari mesin peralatan yang digunakan dalam proses produksi, dimana mesin ini menggunakan bahan bakar solar sehingga asap yang dikeluarkan berpengaruh terhadap global warning, pencemaran lingkungan.
            Limbah gas yang dihasilkan ini tergolong limbah sedang karena limbah tersebut hanya berasal dari mesin pencacah dan mesin penghalusan, dimana mesin ini tidak selalu digunakan dalam setiap bagian proses produksi.
1.4.4   Analisis Usahatani/Pendapatan
Pendapatan pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik usaha, baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan. Untuk memperjelas pengertian tentang pendapatan, dikemukakan pengertian pendapatan dari para ahli :
1.  M.P Simangunsong (2004 : 6) mengemukakan bahwa :Pendapatan adalah bertambahnya aktiva perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan lain yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang mengakibatkan modal bertambah”.
2.  Dumairy (1999 : 56) menambahkan bahwa : Pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi meliputi uapah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan.
3.  Soekarwati berpendapat bahwa pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.
Jadi, Pd = TR – TC
Pd = Pendapatan Usaha Tani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan biasanya diukur dalam satu tahun.
Analisis pendapatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan untung atau rugi selama proses produksi dalam periode tertentu. Adapun rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh pembuatan pupuk organik dalam satu kali siklus produksi yaitu sebesar Rp. 2.666.000, hal ini kurang efektif karena hanya memberi pendapatan bersih dalam sebulan sekitar Rp 2.640.000,- dalam setahun proses produksi bisa dilakukan 9 kali siklus produksi sehingga jika dilakukan secara kontinyu maka dalam setahun hanya bisa memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp. 24.000.000,-. Dengan bahan baku yang banyak maka agrosistem ini dituntut untuk memproduksi lebih besar dari volume biasanya.



II. STUDI PROBLEMATISASI
2.1    Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem
Masalah timbul karena adanya kesenjangan ketidaksesuaian antara kenyataan dengan harapan-harapan, Masalah adalah sesuatu yang memerlukan tindakan penyelesaian dengan sepenuhnya. Persoalan adalah akibat yang dapat dilihat dari suatu sebab yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Kita harus menghubungkan akibat yang kita amati dengan sebab yang sebenarnya, baru kemudian dengan pasti mengambil tindakan kolektif yang sesuai, yakni tindakan yang dapat menghindari terjadinya kembali persoalan tersebut (Zuriah, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat, kita akan selalu diperhadapkan pada berbagai masalah atau persoalan. Demikian pula halnya jika kita menjalankan suatu usaha baik dalam skala kecil, skala besar, maupun menengah, kita akan berhadapan suatu persoalan.
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang ditemukan pada perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk memudahkan seorang manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (Iskandarisasi: Nur Izmi Takdir dkk, 2011).
2.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, mengurangi dan menganalisa permasalahan yang ditemukan dalam agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan perencanaan pemecahan masalah.
            Identifikasi masalah adalah melihat masalah yang ada atau mengenal masalah yang ada dengan mengetahui kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Identifikasi masalah bertujuan untuk memudahkan dalam mengenali masalah-masalah yang ditemukan dalam sebuah struktur untuk mencari hubungan sebab-akibat antara masalah yang satu  dengan masalah yang lain (Wahono, 2008).




Tabel 2. Matriks Kesenjangan Pengembangan Agrosistem pada Pembuatan Pupuk Organik, Kabupaten Gowa, 2012.

No
Fakta
Masalah
Harapan
1
Tenaga kerja bagian produksi hanya ada 2 orang
Jumlah tenaga kerja kurang.
Tenaga kerja bertambah
2
Tenaga kerja yang ada tidak bekerja secara kontinyu.
Motivasi tenaga kerja rendah
Tenaga kerja bekerja secara kontinyu
3
Ketersediaan tempat fermentasi masi sempit
Bangunan tempat fermentasi kurang memadai
Tempat fermentasi yang luas
4
Sebagian peralatan/ mesin tidak bisa di fungsikan, sudah tua
Kondisi peralatan/mesin kurang memadai.
Semua peralatan/mesin bisa difungsikan.
5
Produksi yang dihasilkan dalam satu siklus produksi tetap
volume produksi per siklus produksi rata-rata tetap.
Produksi yang dihasilkan meningkat
6
Bahan baku yang digunakan tidak melalui proses standarisasi
Kualitas bahan baku relatif rendah
Adanya standarisasi dalam pemilihan bahan baku
7
sebagian bahan baku tidak tersedia secara kontinyu.
Bahan baku tidak selalu tersedia
Semua Bahan baku selalu tersedia
8
Mesin pencacahan yang digunakan menghasilkan polusi
Tidak dilakukan penanganan limbah gas
Mesin yang digunakan ramah lingkungan
9
Mutu produk hanya mencapai 70%
Kualitas produksi rendah
Mutu produk meningkat
10
Kemajuan kelompok mendatar
Tidak ada peningkatan kelompok
Adanya kemajuan kelompok
11
Hanya digunakan di BBPP.
Pemasarannya terbatas
Digunakan masyarakat luas
Sumber: Analisis Penulis, 2012.
Dari hasil wawancara dan survey dilapangan  maka analisis masalah yang diperoleh ada beberapa yaitu :
1.    Jumlah tenaga kerja kurang
2.    Motivasi Tenaga kerja rendah
3.    Bangunan kurang memadai
4.    Kondisi peralatan/mesin kurang memadai
5.    Volume produksi per siklus produksi rata-rata tetap
6.    Kualitas bahan baku relatif rendah
7.    Bahan baku tidak selalu tersedia
8.    Tidak dilakukan penanganan limbah gas
9.    Kualitas produksi rendah
10. Tidak ada peningkatan kelompok
2.1.2 Masalah Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Apabila sebuah perusahaan dapat menemukan jalan penyelesaian sebuah masalah utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut dapat menyelesaikan masalah masalah lainnya (Rus Ramdani, 2011).
Masalah utama yang ditemukan pada pengolahan limbah pertanian dan pembuatan pupuk organik adalah Volume Produksi rata-rata tetap 2.222 kg dalam satu kali siklus produksi. Masalah utama ini adalah masalah yang paling berpengaruh terhadap agrosistem kasus yang di analisis dimana masalah ini mempengaruhi berbagai aspek dalam agrosistem kasus yaitu: aspek sumber daya manusia, aspek pengadaan bahan baku aspek produksi.
2.1.3   Struktur Pohon Masalah
Pohon masalah adalah sutu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah bagan pohon (Trimiyati, 2004).
            Sebagai lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasil identifikasi masalah dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan hubungan kausalitas (sebab akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah utama yang telah ditentukan (Muhhammad rukka, Rusli 2009).
Adapun struktur pohon masalah pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku disajikan pada gambar 4 berikut:



Daerah pemasaran terbatas

Tidak ada peningkatan kelompok
Volume produksi rata-rata tetap 2.222 kg dalam satu siklus produksi
AKIBAT
SEBAB
 




                                                                                                         
Kualitas produksi rendah

Sebagian Bahan baku tidak selalu tersedia
Kondisi peralatan kurang memadai
Bangunan kurang memadai
 




 
Kualitas bahan baku rendah

Motivasi tenaga kerja rendah
Jumlah tenaga kerja kurang
 





 
: Masalah utama
: Masalah dampak
: Masalah antara                     




Gambar 4. Pohon masalah pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.


Dari gambar 4. diatas menunjukkan struktur masalah pada agrosistem Prngolahan Limbah Pertanian dan pupuk organik  BBPP Batangkaluku dalam bentuk struktur pohon masalah. Masalah utama agrosistem ini adalah Volume Produksi Rata-Rata Tetap 2.222 kg Dalam Satu Kali Siklus Produksi. Masalah utama ini disebabkan karena sumber daya manusia yang kurang sehingga mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang rendah, serta minimnya bangunan  tempat fermentasi sehingga produksi yang dihasilkan agrosistem ini rata-rata tetap sesuai dengan bangunan yang mampu difermentasi dalam satu siklus produksi.
Sumber daya peralatan  pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku yang kurang memadai baik dikarenakan sebagian mesin tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya dan juga kurangnya peralatan sebagai penunjang dalam proses produksi. Kualitas produk yang kurang baik disebabkan karena kualitas bahan baku yang relatif rendah yang diakibatkan karena belum adanya penyortiran dan penggolongan bahan baku yang juga dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang kurang. Masalah utama  dari agrosistem ini yaitu volume produksi tetap akan meningmbulkan masalah baru sebagai masalah akibat yaitu rendahnya pemakaian produk pada saat dibutuhkan.




2.2       Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem
Sasaran yang dipilih dari pohon alternatif masi merupakan sasaran umum, belum merupakan sasaran yang segera akan dilaksanakan. Sebuah sasaran yang baik untuk dipilih adalah sasaran yang yang member manfaat dan paling menguntungkan dari suatu organisasi, jelas dan realistic, dapat diukur dan diamati dari segi kualitas, biaya dan waktu ditetapkan bersama bawahan dan atasan, bersama-sama dengan unit lain yang setingkat mendukung sasarannya dari unit yang setingkat lebih tinggi dan dinyatakan dalam bentuk selesai (Nasution: Nur Izmi dkk, 2011).
Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban terhadap masalah yang telah didentifikasi pada tahap analisis masalah. Analisis sasaran ini dilakukan untuk memcahkan suatu masalah dengan hasil yang akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analiis sasaran ini akan diperoleh suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil yang ditunjukkan dalam bentuk diagram pohon.
2.2.1   Penetapan Sasaran
Dalam menetapkan sasaran-sasaran capaian agrosistem kearah yang relative lebih tinggi dari apa yang dicapai sekarang, perlu adnya sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuana sasaran-sasaran tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem menyangkut kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi eksternal menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi di luar agrosistem (pasar, penyedia bahan baku, kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya. Dalam menetapkan sasaran dimulai dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran utama yang ingin dicapai sebagai titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran lain. (Muhammad rukka, Rusli. 2009).
2.2.2   Sasaran Utama
Tahapan sasaran diawali dengan mengidentifikasi sasran-sasaran yang diperoleh dari suatu proses transformasi positif dari masalah yang ditentukan pada tahap diagnose masalah. Kemudian sasran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur sasaran untuk menentukan sasran utama yang paling sesuai untuk dilakukan penanganan, karena antara sasaran yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam satu system yang mengapit, sehingga penyelesain sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya. (Nasution: Takdir, Nur Izmi dkk 2011).
Sasran utama yang akan dilakukan penanganan pada perusahaan kasus, setelah melakukan pengkajian maka sasaran utama dalah Volume produksi meningkat menjadi 5.000 kg dalam 1 kali siklus produksi, dengan demikian sasaran-sasaran antara dapat juga ditangani dengan baik.
2.2.3   Struktur Pohon Sasaran
Strukturisasi sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem. Tujuannya tidak lain dari untuk mengetahui sasran yang ingin dicapai bila persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan. Struktur pohon sasaran Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik dapat dilihat pada gambar  5 berikut:
Kemajuan Kelompok meningkat

Volume produksi meningkat  5.000 kg dalam satu siklus produksi
Daerah pemasaran luas
SASARAN
SASARAN
 





                                                                                                         
Kualitas produk meningkat

Semua Bahan baku selalu tersedia
Smua peralatan memadai
Bangunan memadai
Motivasi tenaga kerja tinggi

Kualitas bahan baku meningkat

 








Jumlah tenaga kerja bertambah

 
: Sasaran utama
: Sasaran dampak
: Sasaran antara                     


Gambar  5. Struktur pohon sasaran pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.

Gambar 5. menunjukkan struktur pohon sasaran pada agrosistem kasus pengolahan limbah pertanian dan pupuk organik. Sasaran utama dari agrosistem ini yaitu: meningkatkan volume produksi. Adapun struktur pohon sasaran yang ingin dicapai dimulai pada bagian akar masalah yaitu: dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja maka akan meningkatkan motivasi kerja, adanya peningkatan bahan baku maka akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas, selain itu kondisi peralatan yang memadai serta bangunan tempat fermentasi yang memadai dapat meningkatkan volume produksi sehingga daerah pemasarannya luas.



III. DESAIN TINDAKAN TRANSFORMASI AGROSISTEM
3.1       Analisis alternatif tindakan pengembangan agrosistem
Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif digunakan untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu proyek. Anlisis alternatif ini pada akhirnya mengarah akan mengarah pada salah satu ranggkaian tujuan (Amran: Nur ismi dkk, 2011:73).
3.1.1   Alternatif tindakan
Analisis tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi criteria yang ditetapkan segera gugur dari analisa alternatif. Analisis alternatif berguna untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan alternatif hubungan tindakan (rangkaian sasaran) dianalisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu. Setelah melalui evaluasi, maka diperlukan suatu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai kedua sasaran antara agar sampai pada sasaran utama (Amran: Nur ismi dkk, 2011:73).
alternatif tindakan diakukan agar sasaran utama yang telah ditetapkan dapat tercapai sesua yang dinginkan. Agar sasaran utama dapat tercapai, maka terlebih dahulu ditetapkan alternatif tindakan pada sasaran antara. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memenuhi sasaran antara agar sasaran utama dapat tercapai adalah sebagai berikut:
1.     Untuk sasaran “Semua Bahan baku selalu tersedia” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menyediakan bahan baku secara kontinyu.
2.     Untuk sasaran “Kualitas bahan baku meningkat” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: melakukan penyortiran bahan baku produksi.
3.     Untuk sasaran “Jumlah tenaga kerja bertambah” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: menambah jumlah tenaga kerja.
4.     Untuk sasaran “Bangunan memadai” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: memperluas bangunan.
5.     Untuk sasaran “Semua peralatan memadai” maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan yaitu: membeli peralatan produksi yang baru.
Beberapa alternatif tindakan tersebut diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu: Volume produksi meningkat menjadi 5.000 kg dalam 1 kali siklus produksi. Untuk lebih memperjelas analisis alternatif tindakan perbaikan Agrosistem maka dibuat pohon tindakan sebagaimana pada gambar 6 berikut:



Kemajuan Kelompok meningkat

Volume produksi meningkat  5.000 kg dalam satu siklus produksi
Daerah pemasaran luas
SASARAN
TINDAKAN
 





                                                                                                         
Kualitas produk meningkat

Semua Bahan baku selalu tersedia
Smua peralatan memadai
Bangunan memadai
 


peralatan
Menyediakan bahan baku secara kontinyu

Membeli peralatan produksi yang baru
Motivasi tenaga kerja tinggi

Jumlah tenaga kerja bertambah

Kualitas bahan baku meningkat

Melakukan penyortiran bahan baku

Menambah jumlah tenaga kerja

MemperluasBangunan
 










 
: Sasaran
: Tindakan                     


Gambar  6.    Pohon Tindakan pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
3.1.2   Alternatif Keputusan
Analisis keputusan adalah pola berpikir sistematis dalam pengambilan keputusan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pengembangan kriteria khusus untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia yang berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi kemungkinan resiko yang melekat pada suatu keputusan tersebut (Arman: Nur ismi dkk, 2011:77).
Untuk mencapai beberapa sasaran antara seperti yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan adanya suatu keputusan tindakan yang akan dilakukan dari beberapa alternatif. Untuk itu, dilakukan penetapan keputusan.
Berdasarkan alternatif tindakan yang telah diuraikan, maka alternatif tindakan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah keputusan untuk memperoleh alternatif keputusan yang terbaik. Adapun penetapan keputusan untuk alternatif-alternatif tindakan tersebut sebagai berikut:
1.    Untuk tindakan “menyediakan bahan baku secara kontinyu.” maka alternatif keputusan yang dapat dilakukan yaitu: menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan cara bekerja sama dengan petani.
2.  Untuk tindakanmelakukan penyortiran bahan baku produksi.” maka alternatif keputusan yang dapat dilakukan yaitu: melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan cara memilih bahan baku yang mempunyai kandungan N P K tinggi.
3. Untuk tindakanmenambah jumlah tenaga kerja.” maka alternatif keputusan yang dapat dilakukan yaitu: menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang
4. Untuk Untuk tindakanmemperluas bangunan.” maka alternatif keputusan yang dapat dilakukan yaitu: memperluas bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran tempat fermentasi yang ada .
5.  Untuk tindakanmembeli peralatan prodksi yang baru.” maka alternatif keputusan yang dapat dilakukan yaitu: membeli peralatan produksi yang baru yang di balai

3.1.3 Tindakan Terpilih
Seringkali, jika suatu situasi menuntut kita untuk mengambil tindakan keputusan, kita harus memutuskan untuk memilih satu dari dua atau lebih alternmatif tindakan yang dapat diambil. Pilihan akan sederhana jika setiap pilihan hanya memiliki konsekuensi paling sesuai dengan keinginan kita. Dengan kata lain pengambilan keputusan cenderung pada kemungkinan-kemungkinan yang memiliki konsekuensi akan terjadi (Djoko, 2008).
Hasil keputusan dari beberapa alternatif tindakan, telah terpilih satu keputusan keputusan tindakan yang terbaik yaitu dengan nilai yang tertinggi dibandingkan dengan alternatif lainnya pada masing-masing persoalan agrosistem. Keputusan tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu agrosistem kasus yang dikaji. Altenatif tindakan terpilih tersebut sebagai berikut:
1.    Menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan cara bekerja sama dengan petani.
2.  Melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan cara memilih bahan baku yang mempunyai kandungan N P K tinggi.
3.    Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang
4.    Memperluas bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran tempat fermentasi yang ada .
5.    Membeli peralatan produksi yang baru yang dari mekanisasi Alsintan BBPP Batangkaluku.




Kemajuan Kelompok meningkat

Volume produksi meningkat  5.000 kg dalam satu siklus produksi
Daerah pemasaran luas
TINDAKAN
SASARAN
 





                                                                                                         
Kualitas produk meningkat

Semua Bahan baku selalu tersedia
Smua peralatan memadai
Bangunan memadai
 


peralatan
Motivasi tenaga kerja tinggi


Jumlah tenaga kerja bertambah

Kualitas bahan baku meningkat

Menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan bekerja sama dengan petani
Melakukan penyortiran bahan baku dengan pemilihan kandungan N P K yang tinggi

Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang

MemperluasBangunan fermentasi yang ada saat ini
Membeli peralatan produksi yang baru dari mekanisasi alsintan BBPP Batangkaluku.
 










 
: Sasaran
: Tindakan                     


Gambar  7.    Pohon Tindakan terpilih pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku. Kabupaten Gowa, Tahun 2012.
3.2       Matriks perencanaan pengembangan agrosistem
Matriks perencanaan pengembangan agrosistem kasus adalah suatu usaha untuk mengembangkan rancangan proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks tersebut akan menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara dan sasaran utama serta sasaran dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkan tindakan tersebut. Matriks perencanaan pengembangan Pengolahan limbah pertanian dan puk organik BBPP Batangkaluku sebagai berikut:



Tabel 3.  Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012
Uraian Tujuan Sesuai Tindakan
Ukuran Tercapainya Tujuan
Siste Informasi Pengendalian
Dampak:
®   Daerah pemasaran luas.



®   Kemajuan kelompok meningkat

®   Juga dipasarkan di masyarakat daerah Batang kaluku.

®   Produksi yang besar yang bisa digunakan masyarakat luas utamanya daerah Batangkaluku.

®   Laporan bagian pemasaran setiap bulan

®   Laporan dari bagian produksi dan pemasaran
Sasaran Utama:
®   Peningkatan volume produksi

®   Volume produksi meningkat dari 2.222 kg/siklus produksi menjadi 5.000kg/1 siklus produksi.

®   Laporan bagian produksi per bulan.
Sasaran Antara:
®   Semua bahan baku selalu tersedia
®   Kualitas produk meningkat

®   Bangunan tempat fermentasi yang memadai
®   Kondisi peralatan yangmemadai

®   Bahan baku tersedia secara berkesinambungan
®   Peningkatan volume produksi
®   Banyaknya volume yang difermentasi

®   Adanya peralatan baru.

®   Laporan bagian produksi setiap bulan

®   Laporan bagian produksi setiap bulan
®   Laporan bagian produksi setiap bulan

®   Laporan bagian produksi setiap bulan
Tindakan
Sarana yang diperlukan
Biaya

®   Menyediakan bahan baku dengan kerja sama dengan petani
®   Melakukan penyortiranbahan baku yang mempunyai N,P,K yang tinggi
®   Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang
®   Memperluas bangunan fermentasi yang ada saat ini
®   Membeli peralatan produksi yang baru
®   Uang tunai, informasi, komunikasi

®   Uang tunai, informasi, komunikasi


®   Uang tunai



®   Uang tunai


®   Uang tunai, komunikasi
Rp                   50.000


Rp                 200.000
  


Rp                 100.000



Rp              2.000.000


Rp              6.000.000
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2012.
3.3       Rencana Kerja Tindakan
Rencana kerja tindakan merupakan kumpulan skema perincian lebih lanjut dari informasi yang didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari tindakan-tindakan yang telah dirumuskan mengenani pelaksanaan setiap tindakan dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang diharapkan dari kegiatan serta kapan mulai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Rencana kerja tindakan yang akan dilakukan dalam pengembangan agosistem Pengolahan limbah Pertanian dan Pupuk organik BBPP Batangkaluku bertujuan untuk mengatur kegiatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat terlaksana sesuai apa yang diharapkan. Sebagai langkah awal usaha dilakukan penjadwalan rencana kerja yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut:




Tabel 4.    Rencana Kerja Tindakan Pengembangan Agrosistem pada Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik BBPP Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Tahun 2012.

Tindakan
Penanggung Jawab
Hasil Kegiatan
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Menyediakan bahan baku secara kontinyu dengan bekerja sama dengan petani

Bagian Produksi
Bahan baku selalu tersedia.












Melakukan penyortiran bahan baku produksi dengan memilih bahan baku yang mempunnyai kandungan N,P,K yang tinggi.

Bagian Produksi
Bahan baku yang berkualitas tinggi.














Menambah jumlah tenaga kerja bagian produksi menjadi 5 orang

Bagian SDM
Memperoleh tenaga kerja yang efektif dan efisien












Memperluas bangunan tempat fermentasi dengan pelebaran tempat yang sudah ada

Bagian Produksi
Bertambahnya volume produksi












Membeli peralatan produksi yang baru dari mekanisasi alsintan BBPP Batangkaluku
Bagian Keuangan
Memperlancar proses produksi.













Sumber: data primer setelah diolah, 2012