Jumat, 08 Juni 2012

LAPORAN PRAKTIKUM TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKHNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
(Manisan Rumput Laut)




DISUSUN OLEH:











JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR



HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok         :  III (Tiga)
Nama                 :  Agus Salim
                             Fahrulla
                             Jumadil Awal
                             Harafah
                             Muh Yunus
Kelas/Prodi       :  V A, Sosial Ekonomi Pertanian, Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
Judul Laporan   : Laporan Praktikum Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian (Manisan Rumput Laut)







                                                                                           Makassar,   Juni  2012



Mengetahui
Dosen Pengampuh



Mudirah,STP





KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpah rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu bagian untuk melulusi mata kuliah tekhnologi pengolahan hasil pertanian.
Semoga dengan selesainya laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua utama penyusun, semoga dengan adanya laporan ini (Manisan Rumput Laut) bisa member pengetahuan baru terhadap pembaca mengenai pembuatan manisan rumput laut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan maupun koreksi yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan pada masa yang akan datang.




                                                                                        Makassar,  juni  2012


                                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................      i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................     ii
KATA PENGANTAR........................................................................................    iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................    iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................     v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................    vi
I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................     1
1.2  Tujuan Praktek Lapang...................................................................     2
II.  TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................     3
III. METODE PRAKTIKUM
3.1  Alat dan Bahan...............................................................................     8
3.2  Metode Pelaksanaan........................................................................     8
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil................................................................................................   10
4.2  Pembahasan.....................................................................................   11
V.   KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan......................................................................................   14
5.2  Saran................................................................................................   14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................   15
LAMPIRAN........................................................................................................   16









DAFTAR TABEL
Tabel 1.   Komposisi kimia rumput laut jenis Eucheuma cottonii........................     5
Tabel 2.    Hasil uji organoleptik manisan rumput laut.........................................   10
Tabel 3. Lampiran uji organoleptik manisan rumput laut.....................................   16


























DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan proses pengolahan rumput laut menjadi manisan rumput laut     9
Gambar 2. Produk hasil olahan Manisan Rumput laut........................................   10




I.       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari
Rumput laut sebagai salah satu komoditas hasil perikanan yang sebagian besar diekspor dalam bentuk kering dan produk setengah jadi. Dipasar internasional rumput laut yang berasal dari Indonesia masih dihargai rendah hal tersebut disebabkan karena mutunya rendah yaitu kdar air dan kotoran (pasir, garam dan campuran jenis rumput lain) serta rendahnya rendemen dan kekuatan gel yang dihasilkan. Selain masalah mutu rendah, persaingan dengan Negara pengekspor lain dan monopoli perdagangan dunia untuk komoditas ini maka harga rumput laut sering tidak menentu yang berakibat merugikan petani..
Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut setelah dilakukan pengolahan dalam bentuk produk. Pada umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada penggeringan saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku yang harus diolah lagi. Pengolahan rumput laut kering dapat menghasilkan agar-agar, keraginan atau algin tergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput laut. Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik namun sebenarnya dapat juga oleh petani.
Rumput laut yang umumnya dipakai sebagai bahan baku cendol, manisan dan puding adalah Euchemuma cotonii yang telah dikeringkan, Pemuatan manisan rumput laut disamping penganeka ragaman produk olahan juga bisa menciptakan lapangan kerja bagi industri rumah tangga.

1.2     Tinjuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui bagaimana pengolahan rumput laut menjadi manisan rumput laut. Dan untuk mengetahui bagaimana hasil uji organoleptik terhadap manisan rumput laut.



II.       TINJAUAN PUSTAKA
Menurut departemen perindustrian dan perdagangan (2000), hampir 75% dari produksi rumput laut diolah menjadi keraginan, sedangkan sisanya 25% diolah menjadi aneka macam makanan, seperti manisan, es krim, dodol, agar-agar dan lain-lain.
Menurut Astawan dan Wahyuni (1991) manisan merupakan jenis makanan ringan yang diawetkan dengan menggunakan gula. Manisan digolongkan menjadi dua yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh dari perendaman daging buah dalam larutan gula atau sirup, sedang manisan kering adalah manisan basah yang dikeringkan dari penirisan larutan gula.
Apabila penambahan gula pada bahan pangan dengan konsentrasi paling sedikit 40% akan menyebabkan Water Activity (Aw) menjadi rendah sehingga air di dalam bahan pangan akan terikat dan tidak dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya (Buckle, Edward, Fleet dan Wootton, 1987).
Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangan dalam konsentrsi yang tinggi (minimal 40%), maka sebagian air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktifitas air dari bahan pangan akan berkurang. Berdasarkan uraian di atas , maka perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh penambahan gula terhadap sifat organoleptik dan kimia manisan rumput laut.
Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun.
Jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat. (yudhiu, 2009).
Dilihat dari kandungan gizi, rumput laut mengandung dietary fiber dan kandungan iodium yang cukup tingi. Menurut Hambali dkk (2004), komposisi kimia untuk rumput laut jenis Eucheuma cottonii dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Komposisi kimia rumput laut jenis Eucheuma cottonii
Komposisi
Nilai
Air (%)
13,9
Protein (%)
2,69
Lemak (%)
0.37
Abu (%)
17.09
Serat kasar (%)
0.95
Mineral Ca (ppm)
22.39
Mineral Ce (ppm)
0.121
Mineral Cu (ppm)
2.763
Ribofavin (mg/ 100g)
2.7
Vitamin C (mg/ 100g)
12
Karagenan (%)
61.52

Menurut Rusman 2010, banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa diantaranya:
1.      Antikanker Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka. 
2.      Antioksidan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh. 
3.      Mencegah Kardiovaskular Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh. 
4.      Makanan Diet Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan. 
5.      Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza.
Produk olahan sederhana rumput laut terdiri dari tiga produk yaitu cendol, manisan dan puding. Salah satu keistimewaan hasil olahan tersebut terletak pada bentuk rumput laut yang masih seperti aslinya. Ketiga produk ini tidak hanya dikomsumsi sendiri, tetapi dapat juga menjadi salah satu sumber penghasilan.
Bahan yang dipakai dalam pembuatannya adalah rumput laut jenis Euchemuma cotonii yang telah dikeringkan. Pengeringan bahan tersebut telah dikerjakan oleh petani rumput laut.Caranya, rumput laut yang baru saja dipetik dicuci dengan air tawar sambil dibersihkan dari segala kotoran, baik pasir, kerang, karang ataupun jenis rumput yang lain. Setelah itu baru dikeringkan sampai benar-benar kering. Rumput laut yang telah dikeringkan dapat disimpan sampai berbulan-bulan bahkan sampai satu tahun (Ahmad zatnika, dkk. 2009)..
Pengolahan rumput laut harus disediakan tempat atau wadah untuk menyajikannya. Wadah yang dipakai sebaiknya yang terbuat dari plastik, karena para konsumen dapat melihat langsung isi di dalamnya. Perlu diingat bahwa daya tarik olahan ini terletak pada bentuk rumput laut yang seperti aslinya. Ukuran wadah dapat bermacam-macam sesuai dengan harga yang diberikan. Setelah manisan dan pudding dimasukkan dalam wadah plastik, segera ditutup dan diplester sehingga benar-benar rapat. Setelah itu disimpan dalam lemari pendingin. Manisan dapat bertahan sekitar satu bulan (Ahmad, dkk. 2009).



III.    METODE PRAKTIKUM
3.1    Alata dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Alat:    -  Pisau cutter
-    Cup plastic
-    Kompor
-    Panci
-    Sendok
-    Baskom
Bahan: -  Rumput laut
-    Air
-    Gula pasir
-    Pewarna
-    Asam sitrat

3.2      Metode pelaksanaan
1.      Rumput laut kering direndam dalam air tawar selama 2 – 3 hari. Lamanya perendaman tergantung dari umur rumput laut. Rumput laut yang tua direndam lebih lama dibandingkan yang muda.
2.      Air diganti tiap pagi dan sore hari. Pada waktu mengganti air, rumput laut sekaligus dicuci dari kotoran-kotoran yang mungkin masih ada. Perendaman di hentikan bila rumput laut telah dapat diputus dengan kuku jari.
3.      Rumput laut ditiriskan.
4.      Setelah itu dipotong-potong
5.      Setelah dipotong, rumput laut dimasukkan ke dalam larutan gula. Perbandingan jumlah gula dan rumput laut basah adalah 1 : 1.
6.      Perendaman di dalam larutan gula kira-kira 5 – 10 menit.
7.      Setelah itu ditiriskan.
8.      Larutan gula dimasak sehingga mendidih selama 5 menit, kemudian bahanbaku dimasukkan dalam rebusan larutan gula tersebut, selanjutnya dimasak selama 10 menit
9.      Pengemasan (Manisan Dalam Sirup).
Rmput laut kering
Direndam 2-3 hari sambil dicuci tiap pagi dan sore dengan air tawar
Dipotong-potong
 




Direndam 5 menit dalam larutan gula
Ditiriskan
Dicampur dengan larutan gula, pewarna asam sitrat
Pengemasan
(Manisan rumput laut)
 








Gambar 1. Bagan proses pengolahan rumput laut menjadi manisan rumput laut.
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap pembuatan manisan rumput laut maka diperoleh hasil dengan produk dengan warna merah, serta rumput laut yang tampak hampir sama rumput laut pada aslinya sebagaimana gambar berikut ini:
Gambar 2. Produk hasil olahan Manisan Rumput laut
Tabel 2. Hasil uji organoleptik dari 10 panelis terhadap manisan rumput laut.
Persentase uji organoleptik manisan rumput laut


Suka
Tidak suka
Rasa
Larutan gula
30%
70%
Rumput laut
90%
10%
Aroma

80%
20%
Warna

100%
0%
tekstur

50%
50%

4.2     Pembahasan
Dari hasil uji organoleptik terhadap rasa dari manisan rumput laut ini 70% dari 10 panelis tidak menyukai rasa larutan gula yang terlalu manis, kemanisan yang berlebihan terhadap larutan gula ini bisa jadi disebabkan oleh pemberian larutan dengan konsentrasi yang terlalu tinggi. dan 30% diantaraxa menyukai larutan gula ini sebagai perasa dari manisan rumput laut. Dan 90% dari panelis yang menyukai rasa manisan rumput laut itu sendiri sedangkan 10% nya tidak menyukai.
Berdasarkan aromanya manisan rumput laut ini bisa dikatakan sudah berhasil karena 80% diantara 10 panelis yang mengatakan bahwa aroma dari manisan rumput laut  ini bagus, meski ada 20% yang mengatakan tidak suka. Dengan aroma yang baik maka tingkat kesukaan konsumen akan tinggi terhadap suatu produk.
Warna manisan rumput laut yang kemerah-merahan menjadi daya tarik, utama terhadap produk ini, dari hasil uji organoleptik semua panelis menyukai warna manisan rumput laut ini, warna juga merupakan latar utama terhadap suatu produk sehingga ketertarikan terhadap produk juga sangat dipengaruhi dari warna. Warna yang terang rata-rata lebih disukai kebanyakan orang.
Berdasarkan teksturnya 50% diantara 10 panelis menyatakan suka dan 50%nya juga mengatakan tidak suka, ini dikarenakan tekstur terhadap rumput laut ini yang berubah akibat dari perendaman yang berlebihan sehingga terjadi sedikit perubahan tekstur yang lebih tumpul terhadap bahan baku rumput laut dalam pembuatan manisan ini.
Penambahan larutan gula dalam pembuatan manisan rumput laut disamping sebagai pemanis juga berperan sebagai pengendali mikroba sebagaimana dikatakan Buckle et al (1987) menyatakan bahwa penambahan gula dapat menurunkan aw, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mengendalikan pertumbuhan mikroba, karena bahan-bahan dasar yang mengandung komponen yang berbeda juga berpengaruh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh mikroba. Oleh karena itu teknik pengawetan dengan penambahan gula pada umumnya dikombinasikan dengan teknik pengawetan lainnya
Selain gula, dalam larutan perendam juga digunakan asam sitrat. Asam ini mempunyai sifat mudah larut dalam air, berbentuk kristal putih. Asam yang digunakan dalam pembuatan manisan rumput laut adalah asam sitrat karena dapat bercampur dengan hampir semua aroma. Asam sitrat merupakan salah satu jenis acidulant yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan makanan. Asam ditambahkan dalam pembuatan manisan bertujuan untuk memberikan rasa masam, memperbaiki flavor, memodifikasi manisnya gula, dan berperan sebagai pengawet
Pengemasan  rumput laut dalam wadah plastik agar konsumen bisa melihat langsung isi di dalam produk itu, sehingga bisa menjadi daya tarik terhadap konsumen, karena slah satu yang mebuat konsumen tertarik pada produk manisan rumput laut yaitu tampilannya yang sama persis pada  rumput laut segar sebelum di keringka.
Pemberian zat pewarna terhadap manisan rumput laut untuk menarik perhatian konsumen. Karena keinginan konsumen yang berbeda-beda serta keingin konsumen yang lebih cenderung terhadap produk yang lebih cantik dengan warnanya. Zat pewarna yang digunakan dalam produk manisan rumput laut ini merupakan zat pewarna makanan yang diirizin sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kesehatan (pewarna pasta pandan).
Manisan rumput laut ini tidak bleh terkena sinar matahari yang terlalu lama karena warnanya dapat rusak oleh panas yang berlebihan. Pengeringan dapat mengubah kamampuan bahan dalam memantulkan, menyebarkan, menyerap atau meneruskan sinar.
Pemberian Asam sitrat juga bertujuan sebagai pengawet terhadap produk manisan rumput laut agar produk mempunyai daya simpan yang lama, sehingga penggunannya bisa digunakan dalam waktu yang cukup lama. Serta pemasarannya juga lebih baik jika mempunyai daya simpan yang lama jika melalui proses ditribusi yang panjang. Disamping itu konsumen juga bisa menyimpannya dalam waktu yang lama  bahkan sampai 1 bulan ataupun lebih.
Rumput laut mengandung komponen berupa fucoidan, alginates danpolifenol. Fucoidan sebagai kmponen terbesar dalam rumput laut telah terbukti secara ilmiah mampu memproduksi sel-sel imun. Membantu melawan virus, bakteri dan alergi serta menghambat penggumpalan darah sehingga memperkecil resiko stroke.
Selain itu manfaat lainnya adalah untuk menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi dan menstabilkan kadar gula darah, meredakan gangguan pencernaan, meningkatkan fungsi lever menjaga kelembaban dan kekencangan kulit serta menyehatkan rambut.
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Dari hasil uji organoleptik terhadap 10 panelis diantaranya 5 laki-laki dan 5 perempuan dalam merasakan manisan rumput laut maka diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesukaan panelis paling tinggi berada pada rasa rumput laut yang begitu enak dirasakan para panelis serta rasa tersendiri dari rumput laut yang berbeda dengan manisan pada umumnya,  serta warna yang menarik menjadi daya tarik uatama pada panelis yang begitu menyukai warna manisan rumput laut ini.
5.2     Saran
Sebaiknya dalam pembuatan manisan rumput laut yang dilakukan oleh petani yang mengolah rumput laut menjadi manisan, maupun pabrik sebaiknya tidak menggunakan larutan gula yang berlebihan sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan.


 

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, 1995. Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Lama Perendaman Terhadap Beberapa Sifat Fisik Dan Kimia Manisan Kering Belimbing Wuluh (Averhoa belimbi) Setelah Disimpan (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

Aslan, L. M., 1998. Rumput Laut. Kanisius. Jakarta.

Astawan, M. dan M. Wahyuni, 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan Wooton, 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Purnomo, H dan Adiono. Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, (2000). Mataram. Nusa Tenggara Barat.

Hanafiah, K.A., 1994. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang.




  LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Uji Organoleptik terhadap 10 panelis.
                                                                                                    
Nama
Rasa
Warna
Tekstur
Aroma

Rumput Laut
Larutan Garam

Rahma
ü   
û   
ü   
ü   
ü   
Mia
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
Maya
ü   
û   
ü   
û   
ü   
Ivan
ü   
ü   
ü   
û   
û   
Isma
ü   
ü   
ü   
ü   
û   
Emi
ü   
û   
ü   
û   
ü   
Ical
ü   
û   
ü   
û   
û   
Heri
û   
û   
ü   
û   
ü   
Alam
ü   
û   
ü   
ü   
ü   
Adil
ü   
û   
ü   
ü   
û   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar